Saturday, March 5, 2011

Mengurai waktu



Semilir angin meniupkan pucuk-pucuk daun cemara di pinggir pantai. Gemuruh riak air yang berkejaran menuju bibir pantai terdengar berirama membasahi pasir putih yang membentang. Siang yang cerah namun tak begitu terik. Cukup untuk menyegarkan pikiran dengan pemandangan yang mempesona.

Cukup optimisme dan semangat untuk fighting yang tertanam dalam pikiran ini. Terjebak dalam kerisauan yang menghantui dan segala macam yang mematahkan energi ini membuat tak berdaya dan ingin menyerah. Kerapuhan yang terbangun sangat melumpuhkan semangat. Setelah apa yang dilalui sekarang semoga mendewasakan kita. Belajar dari kehidupan membuat diri kita bijak untuk menentukan langkah selanjutnya.

Hembusan nafas ini serasa menghembuskan semua beban yang berkecamuk dalam pikiran dan semilir angin pantai memberikan energi positif yang membangkitkan semangat. Hidup tak cukup berhenti di sini masih banyak impian yang harus terwujudkan. Terkadang kita tersudut dalam posisi yang membuat kita tak berdaya, namun semoga dalam keterbatasan ini ada kebangkitan. Sesungguhnya di dalam kesulitan ada kemudahan, salah satu penggalan surat sebuah AlQuran yang masih saya ingat ketika itu diucapkan teman saya ketika kami masih dalam satu pekerjaan kala itu.

Serasa tak ingin beranjak...namun senja mulai bergulir. Dan rona langit mulai berubah memberikan lukisan lain yang tak kalah menarik. Angin tetap berhembus dan terus menghembuskan daun-daun pohon kelapa di pinggir pantai. Alam bebicara dengan bahasanya memberikan inpirasi yang indah. Maka jadikanlah hidup ini indah dengan lukisan tangan kita sendiri.