Saturday, November 3, 2012

Oh...Ciledug Raya....

Melewati sepanjang jalan Ciledug raya Anda harus ekstra sabar, terutama pada jam-jam sibuk yakni sore hari saat jam pulang kantor. Melewati jalan ini bukan hanya macet yang kita hadapi, tapi juga kondisi jalan dan sikap pengguna jalan lain yang tidak bersahabat.
Kondisi jalan yang tidak mendukung sangat mengganggu perjalan, mulai dari jalan yang banyak berlubang, tekstur tidak rata dan marka jalan yang terkadang tidak ada. Satu lagi anda harus sangat bersabar dengan sopir angkot yang menaikturunkan penumpang di manapun tempatnya.
Saat ini rute perjalanan saya pulang bukan lagi ke arah pasar minggu tapi menuju jalan yang saya utarakan di atas. Sudah hampir sebulan saya pindah kontrakan di Graha Raya Bintaro. Sekarang bukan lagi orang Jakarta tapi orang Tangerang hehe. Setiap hari saya pergi ke Jakarta untuk bekerja.
Berikut ini adalah cerita perjalanan saya pulang ke rumah dari kantor. Hmmm...keluar dari kantor jam 17.30 biasanya jalan di depan kantor sudah merayap. Saya langsung masuk menuju antrian panjang itu, karena sampai malam pun kondisi akan semakin macet. Jadi tak ada harapan jika harus menunggu pulang malam *hmmpp... menghela nafas setiap mengingatnya.
Lepas dari perempatan seskoal (sekolah untuk angkatan laut) perjalanan agak lengang namun kembali padat merayap sesampainya di depan kantor lemigas sampai pasar Cipulir. Perjalan sudah mulai terhambat. Etape berikutnya akan menyita kesabaran anda cukup banyak atau mungkin bagi anda banyak sekali *jiah etape..emang apaan?. Ya...di depan pasar Cipulir sampai perempatan menuju ulujami. Dari empat lajur kendaraan menyempit menjadi dua lajur. Akhirnya terjadi antrian panjang dan ujung-ujungnya banyak motor yang nekat mengambil lajur yang berlawanan, karena dirasa sepi mungkin dari arah berlawanan.
Saya berusaha untuk tetap dijalur saya, tetap berjalan di bagian paling kiri dan dengan sabar mengantri meski berjalan dengan perlahan dan bahkan berhenti tanpa berkutik. Dalam kondisi ini tingkat polusi di sekitar kita akan jauh lebih besar dan asupan oksigen menjadi berkurang. Pastikan masker tetap menempel di bagian wajah Anda untuk menekan laju polusi yang masuk dalam tubuh. Salah satu pemicu stres yang utama adalah perjalanan yang terhambat, polusi udara dan suara yang memicu pusing di kepala dan berujung pada emosi tingkat tinggi.
Dua lampu merah pun terlewati, perjalanan lancar sampai melewati lampu merah ketiga perjalanan kembali tersendat dan kembali harus merayap. Kemacetan ini di sebabkan terdapat perempatan kecil dan disekitarnya sedang ada pembangunan jalan tol baru yang menghubungkan toll jorr dengan tol ke arah bandara melalui ulujami. Sampai lampu merah ke empat perjalanan lagi-lagi harus terhambat sampai di depan apartement dan universitas Budi Luhur. Ampun-ampunan deh... antrian pada bagian ini terkadang kurang jelas apa penyebabnya, yang pasti semua antrian pada bagian jalan yang bercabang atau tidak berlalulintas berawal dari pengguna jalan yang tidak mau mengalah. Keramaian jalan Ciledug raya semakin diperparah dengan adanya anak sekolah yang baru pulang sampai larut sore *bukan larut malam ya...
Lepas dari apartement tersebut kita boleh bernafas agak sedikit lega, perjalanan berlanjut sampai gerbang batas kota dan akhirnya masuk ke wilayah Tangerang. Perjalanan mulai lancar dan tersendat berselang-seling. Kondisi ini biasanya karena ada pengendara yang menyeberang, puter balik, dan angkot-angkot yang berhenti di depan pusat keramaian seperti pasar, supermarket dan mall.
Harap maklum jika emosi anda timbul sebagian besar karena angkot. Sikap sopir angkot yang dengan tanpa beban terkadang menurunkan penumpang di tengah jalan alias tidak mepet jalan atau lebih ekstrim menunggu penumpang di depan gang tanpa menghiraukan antrian di belakang. Sebenernya menghadapi kasus seperti ini membuat anda "andilau" kalau kata teman saya-antara dilema dan galau-. Disisi lain mereka ingin mencari rejeki untuk kebutuhan mereka tapi di sisi lain juga terkadang menggagu keamanan pengguna jalan lainnya. Seandaianya masyarakt kita tau, sadar dan tertib akan aturan berlalu-lintas dijalan, kondisi akan jauh lebih kondusif. Tidak bisa hanya meyalahkan pada angkot saja sebenernya tapi masyarakat terkadang menunggu bus di tempat yang salah. Dilain pihak perhatian pemerintah terhadap kondisi jalan, keberadaan halte dan segala macam tidak terlihat perhatian secara nyata. Hmmm..saya menjadi sok menganalisis dan bijak dalam mengamati masalah ini. Haha...curhatnya formal banget. Jika diamati kecepatan perjalanan sepanjang ciledug raya untuk sepeda motor rata-rata maksimal 20-50 km/jam, sedangkan mobil mungkin hanya 20-40 km/jam .
Setelah melawati perjalanan yang penuh liku akhirnya sampai di pintu gerbang Graha Raya. Memasuki area ini jalan lebih lebar dan lapang. Berhubung area ini adalah area kompleks perumahan yang terhubung cluster dengan cluster yang lain maka akan banyak dijumpai polisi tidur yang akan mencegah anda untuk ngebut. Masuk gerbang komplek disambut Pak Satpam yang selalu melempar senyum dan melambaikan tangan selamat datang. Finally pintu rumah kubuka dan waktu menunjukkan pukul 18.15. perjalan yang saya tempuh kurang lebih memakan waktu 45 menit. Hampir sama dengan waktu tempuh ketika saya masih di pasar minggu.
Ya begitulah lika-liku perjalanan saya melewati jalan Ciledug Raya yang saya kategorikan termasuk jalan tersibuk di Jakarta. Mengapa tersibuk? Karena daerah Ciledug, Bintaro dan sekitarnya merupakan daerah pemukiman di mana sebagian besar di sore hari orang-orang akan menuju arah yang sama untuk kembali ke rumahnya masing-masing. Kondisi ini yang memicu kemacetan karena semua tertuju pada jalan yang sama. Jadi lebih baik dinikmati saja dari pada hanya menggurutu dan stres, semoga ada perbaikan ke depan yang lebih baik.
Jakarta-Tangerang, 031112

Saturday, August 11, 2012

Butiran DEBU

Angin berhembus kencang menerbangkan butiran-butriran pasir yang tak terlihat. Butiran pasir ini terbang dari satu tempat ke tempat yang lain. Masing-masing butiran ini jatuh pada tempat yang sama kemudian bertumpuk dan membuat sebuah gundukan. Kemudian datang kembali angin kencang dan menerbangkan butiran-butiran pasir ini kembali jatuh membuat gundukan baru. Sampai pada akhirnya kita dapat melihat sebuah pergerakan gundukan atau bukit pasir yang seakan-akan berpindah-pindah.
Layaknya sebuah kehidupan manusia hanyalah sebuah butiran debu yang tidak terlihat. Hari ini kita bisa bernasib baik dan mungkin besok secara mendadak bisa bernasib buruk. Manusia sangat tidak berdaya di mata Tuhan, namun manusia menjadi makhluk yang paling mulia dibandingkan makhluk ciptaan lainnya. Saya menyadari akan hal itu dan bagaimana mengenai kehidupan saya sendiri. Saya masih jauh dari kata mulia.
Duduk di gundukan pasir tanpa alas memandang luas ke depan. Saya terus menikmati angin yang berhembus dan butiran-butiran pasir yang menerpa. Sesekali saya melihat rumput yang berlari dengan cepat tertepa angin. Tersirat dalam pikiran bagaimana langkah saya ke depan, langkah kehidupan saya. Apakah akan ada kemajuan atau kemunduran.
Seandainya ada orang terdekat saya disamping saya saat ini, banyak hal yang ingin saya ceritakan mengenai kehidupan, mengenai banyak hal yang menguatkan diri atas tempaan hidup dalam perjalanan hidup saya. Langkah ke depan sudah pasti akan lebih berat jika kita menghendaki untuk bisa lebih baik, karena itu logikanya.
Sejauh mana saya berarti untuk diri saya sendiri, orang terdekat saya dan orang-orang lain yang mengitari saya. Hidup harus punya dinamika ke arah kemajuan, apalagi bisa berarti bagi orang lain. Baiklah saya akan menyusun sebuah rencana hidup, tentang sebuah mimpi-mimpi. Tidak peduli bagaimana pun kondisi saya saat ini, saya yakin saya bisa, Allah bersama saya. amin

Hopefully It could be..

Setelah sembayang sholat Isya saya duduk di tempat tidur dan beberapa saat HP saya berdering, terlihat di display HP menunjukkan nama My Mom.. Wah Ibu saya telpon malam-malam begini. Ada apakah? Tidak biasanya. Semoga menyampaikan kabar baik. Ternyata Ibu menyuruh saya untuk melihat tayangan di sebuah stasiun televisi. Saya bertanya memangnya mengenai apa? Ibu saya tidak menjawab dan hanya berkata, "Pokoknya lihat saja".
Akhirnya langsung saja saya hidupkan televisi di depan kamar tidur dan menyimak apa yang ada dalam acara tersebut. Memang saya tahu acara talkshow yang dipandu oleh seorang ustadz ini tayang setiap hari selama Bulan Ramadhan, tapi saya sering melewatkannya padahal acara ini sangat inspiratif.
Oh ternyata bintang tamunya seorang motivator yang terkenal itu. Saya sempat menghadiri acaranya secara langsung. Dia adalah Jamil Azzaini. Amazing, benar-benar luar biasa pengalaman hidupnya yang bisa kita teladani. Saat itu Jamil bercerita tentang pengalamannya menunaikan ibadah haji bersama orang tuanya. Begitu bahagia luar biasa dan leganya orang tua Jamil.
Dari kisah dalam tayangan ini saya memahami maksud kedua orang tua saya. Orang tua memang punya keinginan untuk menunaikan ibadah haji dan kakak saya bersedia membiayainya. Insya Allah semoga saya juga bisa ikut membantu. Saya pun sangat berharap bisa menemani Ibu dan Bapak saya di tanah suci sehingga bisa menjaga mereka. Semoga Engkau berikan kami panjang umur dan keberkahan kesehatan sampai kami bisa menyentuh tanah sucimu dan menunaikan ibadahmu nanti di sana. Amin
Jamil mengutarakan dengan penuh emosional sehingga saya pun takjub melihatnya. Energinya begitu positif dan sangat inspiratif. Penggalan kalimat yang saya tidak bisa lupa dari acara semalam adalah ketika Jamil berkata, "Kita tidak akan bisa membalas jasa-jasa orang tua kita, bahkan mereka tidak mengharapkan apa pun dari kita, mereka hanya berharap kepada kita untuk terus bisa berprestasi". Dalam setiap kegiatan yang dilakukan bersama orang tuanya Jamil selau diberikan filosofi hidup yang menguatkan dirinya untuk terus bangkit. Menyadari bahwa tempaan hidup akan membawa pada tujuan yang gemilang. Kesuksesan hidup. Dan kini yang diraih bukan hanya sukses materi namun sukses mulia, sukses di dunia dan insya Allah di akhirat nanti. Semoga saya dan Anda bisa. amin
Jakarta, 11 August 2012

Saturday, April 28, 2012

SEJENAK di BANARAN

Waktu menunjukkan pukul tiga sore, saya dan partner memutuskan untuk kembali ke Jogja dengan harapan sampai di Jogja tidak terlalu larut. Hari ini begitu terik tak sedikitpun mendung melintas di atas bumi Semarang ini, tapi tugas hari ini cukup berjalan lancar. Perjalanan dari Semarang menuju Jogjakarta awalnya cukup berjalan lancar namun setelah bawen menuju Ambarawa perjalanan cukup tersendat.
Cukup lama perjalanan tersendat, sampai pada sebuah perkebunan kopi di samping kanan jalan ada sebuah papan yang menunjukakan bahwa 100 m lagi ada sebuah cafe. Ya..akhirnya untuk melepas lelah dan menghindari kemacetan kami memutuskan untuk berhenti sejenak di Banaran Coffee and tea. Usut punya usut kemacetan disinyalir karena ada truck terguling. Medan yang cukup berat memang sering menyebabkan terjadinya kecelakaan.
Tempat yang cukup nyaman dan menyejukkan. Tepat di pinggir jalan Semarang menuju Jogjakarta. Kita bisa menikmati kopi asli yang ditanam di daerah tersebut. Jika anda tidak bisa menikmati kopi ada menu lain yang cukup khas yakni teh poci yang disajikan dengan gula batu. Sebagai teman minum, anda dapat memesan pisang goreng keju atau jamur goreng crispy. Kami larut dalam perbincangan sore itu dan akhirnya petang menjelang. Berangsur jalanan di depan cafe mulai lancar. Akhirnya kami memutuskan untuk melanjutkan perjalanan. Sore ini begitu lengkap bersama Banaran Coffee and tea sebagai pelepas lelah.
Tempat ini cukup menarik disinggahi apabila kita menyempatkan untuk bermalam. Wisata yang bisa kita nikmati adalah wisata perkebunan. Tak jauh dari sini kita bisa berkunjung ke museum kereta Ambarawa. Menyewa kereta uap dengan berkeliling di sekitar Ambarawa melewati banyak pemandangan yang mengasyikkan. Kemudian kita dapat melihat bagaimana proses pembuatan kopi secara langsung. Hotel dan resort setempat menyajikan fasilitas yang menarik. Suasana alam yang menenangkan dan menyejukkan membuat Anda betah berlama-lama di tempat ini.
Semarang-Jogja, 18 April 2012

Saturday, April 21, 2012

SALAH TEMPAT

Berikut adalah cerita yang pernah saya tulis di catatan facebook saya, cerita berikut mungkin bisa dianggap lucu karena ada beberapa hal salah yang saya lakukan dengan teman-teman saya.
Suatu hal yang tidak direncanakan dengan matang memang akan membawa sebuah kesemrawutan yang kompleks. Apaan tuh bahasanya maksa banget nggak ada istilah lain apa? Pengalaman ini terjadi ketika dengan tiba-tiba saya di ajak hangout bareng temen2 untuk nonton film yang cukup fenomenal itu, yang katanya akan segera di cabut peredarannya oleh MUI, lantaran dapat merusak akhlak dan aqidah. Berhubung film ini box office dan fenomenal jadinya harus ngantri untuk mendapatkan tempat duduk. Tapi menurut saya orang Indonesia udah pinter untuk menganalisis film ini. Optimis! Termasuk saya hahahaha.pede!
Tiket sudah diantriin salah satu temen, dapat di kursi nomer 2 dari depan jam 18.15. Beu...h jereng2 tuh mata deket banget ma layar. Tapi ga papa deh dari pada yang jam 8 bisa ga dapat bus buat pulang ke rumah. Lagian ngajakinnya juga mendadak, jam 2 baru ngatri… Pulang kerja yang biasanya ngaret yang ini wajib tepat waktu hehehe demi 2012, kali ini saya nebeng karena saya belum tau tempatnya. Awalnya kami bertiga masih bersatu dalam satu koridor jalan raya yang riuh ramai dan macet.
Dengan kondisi jalanan yang sulit diprediksi -seperti yang sering dikatakan mbk Uke- pada akhirnya kita terputus di tengah jalan, motor pertama sudah berjalan ke arah yang benar. Nah kebetulan aku mengikuti arus yang salah… Gara-garanya adalah pada percabangan jalan yang sedang terjadi kemacetan mengakibatkan kami kehilangan arah. Hm…wah bakal berantakan nih…Film main 15 menit lagi…. Aku dan yang lain udah nyampe BLOK M Plasa…Ah ternyata salah yang bener di BLOK-M Square Ini adalah kesalahan tempat yang PERTAMA Hm…akhirnya cabut ke sana ke tempat tujuan sebenernya..
Koordinasi kita lanjutkan dengan contact2an pake HP… “Nyampe mana nih….?” “Udah tunggu di parkiran aja” ,”sepakat!” Yah aku percaya aja dengan dua temanku yang memang sudah lama berdomisili di sini. Jalan cukup berliku meskipun jarak tidak terlalu jauh. Nyampe sebuah perempatan motor yang aku tebengin lampu depannya mati . Sumpeh…ganjalan apa lagi nih… Perjalanan berlanjut dan waktu tayang tinggal 5 menit lagi Fiuh... Sampai pada sebuah gedung temenku berhenti di pintu masuk menuju ke arah parkiran… Telpon lagi dan bertanya “mbak parkirannya yang ke atas kan?” “Iya…” Tapi aku melihat ke atas sebuah papan nama terpampang di sudut gedung “Pasar Raya Grande” Kita akhirnya masuk tapi perasaan agak kurang enak. Tetap berusaha untuk tenang dan kalem. Halah…. Udah naruh motor trus ngontak lagi kalo udah nyampe… Akhirnya motor pertama naik juga tapi udah di lokasi yang benar. Tapi aku tunggu2 kok lum nongol2,… Mencoba untuk tetap tenang! Sambil nunggu kubuka karcis parker dan kubca… Tertulis di karcisnya “Pasaraya Grande” MAMPUSSS ! Heh..dugaanku benar… Ini adalah kesalahan tempat yang KEDUA
Telpon-telponan lagi deh…”kamu di mana?”, “aku dah nyampe”,“kok nggak ada” pokoknya jadi semrawut hahahaha Sementara itu keberadaan si pembawa motor pertama sudah sampai di tempat. Menunggu dan menunggu. Berharap-harap cemas sampai sempat ke belakang dengan antri pun kita yang kehilangan arah belum juga nongol. Berburu dengan waktu akhirnya kita memilih jalan kaki dari pasaraya grande ke arah tujuan, yang kebetulan dekat jaraknya… (Tapi kata orang jaraknya lumayan di jalan hehehe…bisa dikatakan masalah jarak juga relatif untuk masing2 orang) Karena tingkat kecemasan semakin tinggi dan film sudah mulai diputar si pembawa motor pertama beserta tebengannya nelponin mulu’ Dan ku jawab …”lagi OTW nih bentar lagi”jawabku “Ya udah di tunggu di lantai lima theater 2, aku masuk duluan tiketnya ku titipin mbaknya”
Setelah lelah berjalan dengan perjuangan berdarah-darah hahaha -halah lebai banget padahal pake lift hehehe akhirnya bisa masuk juga walaupun udah telat 15 menit… Menghirup nafas lega dan menikmati jalan cerita…. cukup mengerikan tapi kok aku ngantuk ya..hehehehe
Tidak terasa akhirnya selesai juga kini saatnya kembali pulang…. Setelah kupikir2 banyak hambatan dan rintangan kali ini mungkin salah satu penyebabnya adalah ada satu temen kantor yang lupa nggak di ajakin hehehe. Maap mbak Lin…hehehehe. Titik kesalahan dalam hal ini adalah pada penggagas acara ini hahaha. Jam sudah hampir menunjukkan pukul 9 malam….Pulang kali ini aku nggak nebeng lagi tapi naik Bus…kebetulan Mall bersebelahan dengan terminal. Jalan masuk dengan jalan keluar yang kita lewati berbeda, jadi bingung tuh.
Nanya temen-Mas Ro..”terminal ke sebelah mana Mas?” “Tuh lurus aja “jawabnya dengan seyakin-yakinnya menunjuk ke arah kiri. Udah aku pun dengan mantap menuruti petunjuk itu…. Tapi lama-kelamaan kok menuju sebuah perempatan…Wah hati mulai nggak enak lagi nih… Coba Tanya sopir bajaj yang lagi ngetem. “ Pak Terminal ke arah mana” “Lurus aja ke sana” jawabnya Wah nggak bener nih…ternyata aku melawan arah. Ini kesalahan tempat yang KETIGA… Balik lagi deh ke tempat semula dan ternyata terminal ke arah kiri sangat dekat sekali tinggal beberapa langkah dari tempat semula saya keluar. Ukh….dikerjain nih.
Ah untung saya dah tahui jalur ke pasar minggu… Coba kalo masih nyari2, bakal salah tempat lagi, salah naik bus. Hm…pulang malam gini sebenernya agak khawatir juga..dengan jam malam yang penuh dengan huru hara hehehe. Secara saya terlalu berharga, berpotensi dan menarik-wkwkwkw boong banget hahaha. Mencoba Tetap berusaha tenang dan berpikir positif. Akhirnya nyampe rumah jam 10 malam setelah sempat senam jantung lantaran bus kota malam itu ngebut beradu dengan bus kota yang lain…
Fiuh..malam yang cukup melelahkan sekaligus menyenangkan. Semua memang harus direncanakan….
Jakarta,17 Nov 09

Saturday, March 3, 2012

Pulau Cemeti di Komplek Kraton Jogjakarta

Saya mengayuh sepeda saya masuk ke area kraton, masuk diantara dua pilar gapura bercat putih yang masih kokoh berdiri. Sampai di pasar ngasem saya menyadarkan sepeda saya di tempat parkir dan masuk ke dalam pasar untuk masuk ke taman sari atau biasa disebut juga dengan pulau cemeti. Ya kali ini saya mengunjungi komplek area taman sari dimana orang mengenal tempat ini adalah tempat untuk pemandian puteri-puteri raja.
Mengapa di sebut pulau cemeti karena awalnya kompleks taman sari ini dikelilingi oleh danau. Dahulu untuk menuju ke taman sari Sultan harus menempuhnya dengan kayak atau perahu. Namun kini danau yang dimaksud sudah sirna alias berubah menjadi pasar dan kompleks rumah warga.
Saya sengaja masuk lewat belakang dari pasar yang kini sudah direnovasi, tampak lebih tertata dan bersih. Awalnya pasar ngasem adalah pasar untuk hewan peliharaan, lebih dikenal dengan pasar burung kaena sebagian besar yang dijual adalah burung. Maka tak heran jika anda berkunjung akan banyak anda temui sangkar burung berjajar diantara kios-kios pasar.
Seiring dengan tuntutan zaman dan komplek taman sari ini semakin banyak dikunjungi maka pemda setempat merelokasi pasar hewan ini ke daerah lain, tepatnya di selatan Jogjakarta. Hanya saja untuk pasar sembako dan sayuran masih dipertahankan. Jika anda memasuki kawasan ini dari arah pasar maka Anda akan bertemu dengan bangunan besar yang tidak beratap. Bangunan bergaya eropa ini merupakan tempat perjamuan istana, yang terbangun atas dua lantai. Sayangnya kita tidak bisa naik ke lantai atas mengingat bangunan sudah rapuh akibat tragedi gempa tahun 2006 silam. Jika anda bisa naik ke atas anda dapat menyaksikan pemandangan kota Jogja. Bahkan zaman dulu kata orang setempat jika kita menghadap ke selatan kita bisa menyaksikan laut kidul atau laut selatan dan jika kita menghadap ke utara kita bisa menyaksikan gunung merapi.
Langkah kaki saya pindah ke bagian lain menyusuri kawasan pulau cemeti ini masuk ke dalam dan menjumpai sebuah terowongan yang menuju ke arah masjid. Terowongan ini istimewa karena berada di bawah air. Sebuah arsitektur dan perencanaan bangunan yang luar biasa waktu itu. Orang jaman dulu masih bisa mengatur bagaiman cahaya tetap masuk ke dalam terowongan meski lokasinya berada di bawah air, mereka dapat memperhitungkan keindahan arsitektur dan filosofi dari makna bangunan itu sendiri.
Saya kagum dengan rancangan bangunan masjid ini. Dirancang dengan bentuk melingkar di mana terdapat celah-celah jendela yang menghadap ke tengah bagian bangunan. Tengah bangunan merupakan sumur gemuling tempat ambil wudhu bagi jamaah. Bentuk bangunan memungkinkan suara imam pada saat memimpin sembahyang menjadi menggema dan terdengar oleh seluruh jamaah tanpa harus menggunakan pengeras suara. Masjid ini terdiri atas dua lantai dimana lantai atas untuk jamaah pria dan lantai bawah untuk jamaah wanita.
Beralih kecbagian lain tempat ini kita bisa menemukan dapur umum dan ruang makan. Di dapur umum ini terdapat sumur tua yang masih terdapat air di dalamnya. Banyak koin-koin yang dimasukkan di dalamnya. Entah ini tradisi yang biasa dilakukan orang-orang kebanyakan atau hanya sebuah simbol tertentu. Kemudian menuju kamar sultan, saya tertarik dengan model dipan yang dibangun dari batu bata dan semen kala itu. Sangat besar dan di bawahnya terdapat lubang untuk menempatkan bara api, tujuannya adalah untuk menghangatkan tempat tidur. Di bagian luar kamar Raja waktu itu adalah kebun bunga. Saya dapat membayangkan bagaimana indahnya tempat ini waktu itu. Layaknya sebuah cerita dongeng dari kerajaan yang termahsyur.
Ada satu tempat sakral di bagian ini yang patut anda ketahui yakni adalah tempat untuk bertapa, tempat ini pun terbagi menjadi dua bagian, untuk pria dan wanita. Di bagian depan ruang bertapa ini terdapat bangunan tempat untuk para prajurit berjaga ketika sultan sedang bersemedi di dalam ruangan tersebut. Kabarnya ditempat ini Sultan bisa bertemu dengan Kanjeng Ratu Kidul. Pada bagian ini bangunan yang saya lihat bernuansa campuran antara Islam dengan Hindu.
Sekalipun anda masuk melalui pasar ngasem tetap saja Anda harus membeli tiket masuk, sangat terjangkau hanya IDR 3,000 dan tambahan IDR 1,000 jika anda membawa kamera. Banyak yang bisa kita ungkap dan ketahui atas warisan leluhur bangsa ini. Selamat berwisata budaya dan sejarah kawan.

Sunday, February 26, 2012

MELIHAT KE BAWAH

Senja bergulir, awan putih dan langit biru dilangit mulai berubah seiring dengan berjalannya waktu. Rona memerah tampak meranum di kala ujung sinar sang surya itu menyemburat di sela-sela bagian awan berputih. Raga tampak sudah lelah menopang beban seharian ini berkutat pada masalah duniawi merajut hela-hela nafas. Membangun idealisme dan harapan yang ingin diraih. Namun terkadang berbenturan dengan banyak hal yang meruntuhkan idealisme itu. Pada akhirnya seorang insan hanya bisa menengadahkan tangan dan menerima apa adanya. Takdir! Apa hanya cukup sampai pada batas itu?
Sejauh mata memandang sebuah obsesi hadir menyemangati jiwa yang terkadang tertatih berjalan di sebuah koridor yang penuh dengan goncangan. Tangan sudah mencengkeram dan berpegang dengan sekuat tanaga tapi apa daya. Jiwa ini menjadi semakin rapuh ketika harus berhadapan dengan hal yang seharusnya tak perlu di ingat apalagi dilihat. Terkadang saya menjadi seperti seonggok belukar yang terbang jauh mengikuti angin di belantaran gurun pasir kering di tepi laut…
Senja pun terus beranjak dan terus menembus waktu…menghampiri malam. Radio yang saya dengarkan memutar lagu yang sangat menginspirasi
“Syukuri apa yang ada….
Hidup adalah anugerah….”
Mendengar lagu ini saya jadi ingat tentang perjalanan tadi siang. Ketika saya berkunjung ke sebuah pusat penelitian di Bogor saya merasa ada kecemburuan tersendiri dan berpikir pasti ada kebanggan bisa menjadi bagian dari tempat ini. Saya pun pernah terlibat untuk bisa meraih posisi di tempat itu, tapi mungkin memang bukan jodoh buat saya.
Hari itu mungkin saya telah terjebak dalam liang kerugian yang sebenarnya tak perlu saya risaukan. Saya hanya bisa menghela nafas panjang dan terus berharap pada kesempatan yang kedua atau ketiga datang pada saya. Hal itu terus berkutat pada pikiran saya selama perjalanan saya pulang. Sampai pada sebuah perempatan sudah dekat dengan kantor saya melihat seorang pedagang asongan yang terdiam lesu sambil menenteng dagangannya. Pedagang tersebut mendatangi mobil yang saya tumpangi dan menawarkan barang dagangannya. Kemudian rekan saya di sebelah saya berbicara
“ Berapa ya… untungnya dengan berjualan makanan itu?”
Kemudian saya pun sadar ternyata masih ada yang lebih kurang beruntung dari saya. Hm…lalu buat apa saya mesti merasa risau. Saya jadi yakin atas pemberian Tuhan bahwa semua yang diberikan adalah yang terbaik. Manusia memang punya sifat yang tidak pernah cukup puas, tapi dengan bersyukur mungkin kita akan lebih mengerti arti hidup ini. Bisa berbagi dan saling mengasihi lebih terasa indah dan bernilai.
Jalan masih panjang untuk membuat lukisan hidup ini lebih indah.. So… jangan berhenti sampai di sini kawan. Bogor-JKT, 14 Jan 2010

Sunday, February 19, 2012

Saturday, February 18, 2012

Menikmati PRAMBANAN

Saya berjalan di antara artefak-artefak candi yang menggambarkan sebuah cerita kehidupan. Mencoba menelaah sendiri nilai yang terkandung dalam pahatan batu hitam yang begitu kokoh berdiri. Sebuah arsitektural megah yang tidak terbayangkan sebelumnya. Nenek moyang kita memang hebat. Mahakarya tak hanya sebuah karya melainkan punya nilai dan filosofi yang tinggi dalam setiap hasil dan bentuk yang dibuat. Pemikiran yang sungguh luar biasa kala itu. Diluar dugaan dan logika manusia.
Peradaban Hindu kala itu banyak membuahkan karya sebuah candi sebagai tempat peribadatan. Tatanan batu yang indah serta simbol-simbol yang penuh dengan makna. Jika anda mengenal legenda Roro Jonggrang maka sudah tidak asing ada sangkut pautnya dengan Candi Prambanan. Saya coba terus telusuri tahapan cerita yang terukir di dinding candi. Intinya adalah mengenai filosofi hidup yang bermuara pada kebaikan. Candi yang terbentuk menyerupai piramid ini dimana bangunan ditandai dengan kerucut menjulang ke atas. Di bagian dalam candi biasanya terdapat patung dewa yang mewakili nama candi tersebut. Bangunan candi terbagi atas beberapa candi yang mewakili nama-nama dewa di agama Hindu, seperti Candi Siwa, Candi Krisna, dan lain-lain. Sangat disayangkan bangunan candi sebagian sudah runtuh dan tidak bisa dibangun kembali. Beberapa diakibatkan oleh gempa bumi namun kita masih beruntung karena candi utama masih berdiri kokoh.
Candi yang telah diakui oleh UNESCO sebagai salah satu peninggalan warisan budaya ini terletak dipinggir timur Jogjakarta. Tidak jauh dari pusat kota hanya 30 sampai 45 menit perjalanan. Selain candi anda bisa menikmati museum dan sendratari ramayana yang biasa dipentaskan malam hari. Menikmati kisah ramayana dengan latar belakang candi yang megah menjadi sebuah moment yang cukup mengesankan bagi anda tentunya.

Sunday, January 1, 2012

TULISKAN IMPIANMU

Sebuah kertas dengan tulisan "Get more order EUR 240.000" yang terpampang di papan di samping meja kerja saya, saya lepaskan. Saya ganti dengan angka yang lebih besar. Kami bersyukur target tersebut tercapai. Waktu itu saya sempat ragu dengan apa yang saya tuliskan begitu pula dengan rekan satu team saya, mengingat satu team kami hanyalah bertiga, rasanya sulit untuk menjangkau pasar seluruh Indonesia. Selain itu kepercayaan prinsipal terhadap perusahaan tempat kami bekerja sudah menurun, ditandai dengan tidak dicantumkan nama perusahaan kami sebagai agen resmi di Indonesia. Bahkan sebelumnya keagenan akan dicopot. Hm...saya sangat menyayangkan hal ini, sejauh 30 tahun ini perjalanan yang ditempuh akan sangat sia-sia jika dilepaskan begitu saja.
Berbekal dengan semangat dan tekad akhirnya kami pun tetap maju, kami berusaha sejauh yang kami bisa. Tahun ini yang kami tahu target yang harus kami capai adalah EUR 240.000. Untuk memacu motivasi dan semangat kami akhirnya saya tuliskan target itu di papan di samping meja kerja saya. Selain itu saya tuliskan kata-kata penyemangat seperti "TAKE ACTION" dan "NEVER GIVE UP". Awal tahun penjualan masih sepi, maka waktu itu saya sempatkan untuk menjangkau customer dengan melakukan banyak hal. Seiring dengan berjalannya waktu akhirnya terjadi kenaikan penjualan sedikit demi sedikit. Proyek-proyek besar berhasil kami dapatkan. Kami terus order dan order ke prinsipal kami. Saya pun cukup heran dengan kemajuan yang kami alami. Sangat signifikan dibandingkan dengan tahun lalu yang hanya mencapai angka EUR 70.000. Menjelang akhir tahun order terus mengalir, hampir setiap hari ada order yang masuk. Permintaan penawaran semakin banyak. Sampai akhirnya angka target yang saya tuliskan dipapan itu pun tercapai.
Impian yang saya tuliskan di papan itu tercapai juga. Saya sadar bahwa tulisan yang saya lihat setiap hari itu bekerja dan berimplikasi positif terhadap kinerja saya. Tulisan itu terekam dengan sendirinya dipikiran saya dengan tidak sadar dan berproses pada tindakan positif yang memajukan. Ini juga merupakan permintaan terhadap Tuhan dan Tuhan pun mendengarnya. Alhamdulillah proses berjalan dengan sendirinya meski tak dipungkiri halangan dan rintangan tetap ada. Maka dari itu jika Anda mempunyai sebuah impian, tuliskan saja. Anda tinggal take action dengan kemampuan yang Anda miliki, insya Allah semua yang anda lakukan akan dimudahkan. amin.
Banyak sekali motivasi-mativasi kehidupan yang bisa kita dapatkan disekitar kita, maka tidak ada kata menyerah untuk sebuah impian. Banyak orang di sekitar kita yang mampu membantu mewujudkannya. Hidup ini indah jika kita selalu bersyukur dan menikmatinya.
Kampung air, 15 Januari 2012