Saturday, November 29, 2014

MENGGAMBAR DAN BERBAGI DENGAN TOYOTA RUSH

Menggambar adalah salah satu hobi saya. Berkaitan dengan hobi dan sebuah mobil maka saya punya ide yang cukup ekstrim. Menggunakan mobil besutan dari Toyota adalah pilihan yang terbaik. Mobil tersebut adalah Toyota Rush. Dengan mobil inilah saya akan menyalurkan hobi saya. Menggambar dengan media mobil. Namun saya tidak akan menggambar sendiri. Saya akan menggambar dengan seluruh anak-anak di Indonesia. Konsepnya adalah saya akan mengelilingi Indonesia menggunakan mobil Toyota Rush sambil berbagi dan menggambar dengan seluruh anak-anak di Indonesia.

Umumnya medan-medan di hampir semua kepulauan di Indonesia bervariasi dan cukup berat. Maka pilihan mobil SUV ini akan sangat cocok dikendarai untuk berkeliling Indonesia. Selain itu mobil ini mempunyai luas penampang yang cukup luas sehingga banyak objek yang bisa digambarkan. Barang-barang yang akan saya bawa adalah peralatan menggambar khususnya untuk anak-anak dan cat khusus untuk mobil. 

Saya akan menggoreskan ide saya pertama kali saat saya berangkat dari Jakarta selanjutnya gambar-gambar berikutnya akan diteruskan oleh anak-anak seluruh Indonesia yang akan saya singgahi. Rute perjalanan yang akan saya lewati bukan jalan utama melainkan jalan-jalan di wilayah-wilayah pedesaan. Saya akan menetap sebentar pada setiap desa yang saya singgahi untuk berbagi dengan mereka dan menggambar bersama. Selain membagikan alat-alat menggambar dan meminta mereka menggambar di kertas. Saya juga akan meminta salah satu anak untuk ikut menggambar di salah satu bagian mobil. Rute perjalanan setelah Jakarta adalah ke Sumatera - Kalimantan - Sulawesi - Maluku - Papua - Nusa Tenggara - Bali dan berkakhir di Jakarta kembali. 

Sampai di garis finish di Jakarta saya akan mendapatkan mobil Toyota Rush yang penuh gambar anak-anak seluruh Indonesia. Harapan untuk perjalanan panjang ini adalah anak-anak bisa lebih kreatif dan berimajinasi dengan menggambar. Bahwa pesan dan keinginan dapat kita ungkapkan juga melalui gambar. Mobil Toyota Rush yang penuh dengan karya seluruh anak Indonesia ini nantinya akan saya pamerkan beserta karya-karya yang dibuat dengan media kertas. 

http://dmp1.idblognetwork.com/capt.php?p=lombablog-D02
"
width="1" height="1">

Saturday, November 15, 2014

Kapan ke JOGJA lagi..

Menikmati Jogja dari dekat ya sama SUMINEM...
Mari kita  berkeliling mengeksplore wisata di Jogja...

Ketika Anda menginjakkan kaki di Bumi Ngayogyakarta Hadiningrat di Bandara Adisucipto, Anda sudah berdekatan dengan banyak wisata yang tidak jauh dari Bandara.
Anda bisa langsung menuju wisata Candi Prambanan kemudian Candi Ratu Boko yang tak kalah cantik. Dari Candi ratu Boko Anda dapat menikmati moment sunset dan melihat pemandangan Candi Prambanan dari atas bukit candi Ratu Boko. Menuju ke arah kota Anda bisa mampir terlebih dahulu ke Museum Affandi selanjutnya melanjutkan perjalanan ke Keraton Ngayogyakarto Hadiningrat. Di sekitar keraton Anda bisa berjalan sebentar ke Taman Sari atau Pulau Cemeti dengan bangunan yang cukup fenomenal. Sisi lain Keraton Anda dapat mencoba ritual Masangin, yakni melewati di antara dua beringin di Alun-alun Kidul dengan mata tertutup. Setelah itu Anda bisa berbelanja di Pasar Beringharjo dan mengeksplore kawasan Malioboro sepuasnya.

Hari berikutnya Anda bisa jalan pagi buta untuk melihat sunrise di Borobudur, seperti yang di lakukan pemilik Facebook Mark Zuckerberg beberapa pekan lalu. Adventure selanjutnya dapat Anda dapat berpindah ke kawasan lereng Merapi, dengan menyewa mobil anda bisa menikmati lava tour yang cukup menyenangkan. Tak hanya wisata gunung, Jogja juga menyimpan banyak wisata pantai. Mulai dari kawasan wisata pantai daerah Bantul sampai daerah Gunung Kidul mempunyai daya tarik masing-masing. Beberapa wisata pantai di Gunung Kidul baru dibuka. Dengan pemandangan alam pegunungan karst dan pasir putih membuat beberapa pantai di Gunung Kidul berbeda dengan pantai lainnya. 

Tak puas hanya cukup dua hari, masih banyak yang harus dikunjungi di Jogjakarta. Saatnya mengeksplore Gunung Kidul yang kini punya banyak potensi wisata baru. Seperti Gua Pindul, Gunung Api Purba Nglanggeran, Air Terjun Sri Gethuk, dan banyak wisata pantai yang menarik. 

Belum cukup hanya wisata alam dan belanja. Jogja juga surganya wisata kuliner. Bukan hanya Gudeg dan bakpia saja namun juga makanan-makanan unik tersimpan di Jogja. Malam hari anda dapat berjalan ke arah Stasiun Tugu menikmai kopi Jos di Angkringan Tugu atau memilih menikmati sate Klathak di daerah Imogiri. Kalau Anda ke Gunung Kidul sempatkan mampir ke Warung Nasi merah lombok abang atau ke Bantul menikmati mangut lele yang khas. 

Beraneka ragam yang dimiliki Jogja dapat anda nikmati bersama SUMINEM...
Siap mengantar dan memandu Anda... 
Hmmm...hanya mengambil cuti 3 hari...
Pastikan agendakan lagi dan kami siap menunggu Anda datang kembali ke Jogja...
karena Jogja akan selalu memberikan kisah baru ketika anda ke Jogja...


SUMINEM transport - JOGJA CITY TOUR
Reservation : Agandi - 085725943769
Jelajahi pula dengan partner kami JetTrans Jogja

Saturday, November 8, 2014

Nyamannya tinggal di GRAHA RAYA BINTARO

Graha Raya
Hujan turun dengan derasnya. Musim kemarau telah berlalu. Air mulai mengalir dari jalanan menuju ke selokan-selokan dan berakhir di sungai dan seterusnya. Menikmati hujan dari balik jendela rumah sore ini cukup memberikan suasana yang berbeda. Tak begitu deras tapi sepertinya awet. Biarkanlah rintik hujan ini berirama menemani sore. Malam akan terasa panjang karena malam ini adalah malam minggu. Saya bersyukur bisa tinggal di komplek ini, di Graha Raya Bintaro. Lokasi strategis yang tak cukup hanya bebas dari banjir namun juga memberikan kelebihan lain yang menguntungkan.
Pintu Gerbang menuju Graha Raya 
Mungkin kota Jakarta akan masih bermasalah dengan banjir saat musim penghujan datang dan akan semakin padat dengan banyaknya pendatang. Jika anda saat ini bekerja di Jakarta maka tak perlu ragu mengambil rumah di daerah Tangerang Selatan ini. Perumahan baru di Tangerang ini mempunyai lokasi yang sangat strategis dan menguntungkan. Dari Jakarta Pusat cukup ditempuh dengan waktu kurang lebih 30 - 45 menit melalui akses keluar di pintu tol Alam Sutera. Selain itu untuk menuju Graha Raya dapat melalui Jl. Ciledug Raya yang tidak jauh dari Jakarta Selatan. Anda pun bisa masuk melalui akses Perumahan Bintaro Jaya dari tol JORR (Jakarta Outer Ring Road). Kawasan ini sangat tepat disebut sebagai seigitiga emas karena lokasinya diapit oleh kawasan Serpong-Tangerang, Bintaro-Jakarta Selatan, dan Jakarta Barat.
Lokasi yang strategis
Akses melalui pintu tol Alam Sutera
Berbicara soal hujan sore ini maka enaknya ditemani teh hangat dan camilan. Tak lengkap rasanya tanpa ada anggota kluarga yang lain. Kebetulan lagi pada ngumpul. Sore yang lengkap. Dan hujan pun menemani obrolan kami di rumah baru kami di Graha Raya Bintaro ini. Kami merasa cocok dengan tipe bangunan di salah satu cluster yang kami beli. Salah satunya yang masih cukup baru adalah di Melia Residence dan Fortune Residence. Cluster yang kami tempati dilengkapi dengan taman dan pohon-pohon perindang yang cukup membuat sejuk lingkungan. Dan pastinya keamanan 24 jam di seluruh wilayah perumahan graha raya terjamin.
Besok adalah hari minggu. Hari yang tepat untuk berolah raga di pagi hari. Sunday morning di Graha Raya akan sangat ramai di sepanjang Jl. Raya Boulevard Graha Raya. Anda dapat melakukan aktivitas joging atau bersepeda sepuasnya. Biasanya akan ada juga senam yang di adakan di beberapa tempat, salah satunya di Klub Keluarga Graha Raya. Tempat ini menyediakan arena berolah raga bagi warga Graha Raya dan sekitarnya. Anda bisa bermain badminton, basket atau berenang. Kolam renang yang tersedia cukup luas dan memiliki banyak permainan yang cukup menyenangkan bagi anak-anak. Sepanjang jalan boulevard di Graha Raya juga akan banyak dijumpai para penjual-penjual yang menggelar dagangannya di trotoar atau menggunakan mobil. Biasanya yang kita jumpai mulai dari penjual sepatu, pakaian dan kuliner seperti bubur ayam, nasi uduk, dll. Saat ini juga sedang dibangun arena joging track menyusuri pinggiran sungai Angke, di mana Graha Raya juga dilewati sungai ini. Jalur track yang dibangun cukup panjang mulai dari cluster Graha Bunga sampai cluster Nusa Indah Loka. Anda bisa joging di sepanjang pinggiran sungai dengan pemandangan pepohonan rindang dan menikmati aliran sungai. Apalagi dilakukan dipagi hari, tubuh akan terasa lebih fresh.
Tersedia taman-taman bermain dan joging track

Kolam renang di Klub Keluarga Graha Raya
Graha Raya
Obrolan terus mengalir seiring dengan aliran hujan yang masih mengguyur Graha Raya, sambil menikmati makanan yang tersedia, nenek saya berucap 
"Wah ada juga makanan ini, jajanan pasar tempo dulu". 
Saya pun menanggapinya "Ya itu beli di Pasar Segar". 
Tak jauh dari komplek tempat saya tinggal. Graha Raya menyediakan Pasar Segar untuk keperluan belanja sayur, buah dan bahan pokok lainnya. Dengan kondisi pasar yang bersih dan rapi Anda dapat lebih nyaman berbelanja dan menyenangkan. Selain pasar segar untuk keperluan sehari-hari ada supermarket Giant dan minimarket seperti Alfamart dan Indomaret. Di sepanjang boulevard Graha Raya juga banyak tersedia aneka warung makan dan resto dengan berbagai macam masakan, mulai dari masakan Padang, Ayam Bakar Taliwang, Gudeg Jogja sampai makanan Jepang. Deretan ruko-ruko yang tersedia menyediakan fasilitas dan jasa yang bisa Anda dapatkan dengan mudah seperti bank, atm, salon, bengkel, apotek, klinik, dll. Salah satu resto fast food yakni Mc Donald juga telah tersedia dengan layanan  24 jam berikut dengan fasilitas drive trhu. Jika malas keluar dan lapar banyak resto yang menerima delivery service di sekitar komplek.
Memutuskan untuk tinggal di Graha Raya adalah keputusan tepat untuk meniti masa depan. Anak- anak akan tumbuh dengan baik di lingkungan yang baik. Apalagi Perumahan ini juga sudah tersedia sarana pendidikan sampai SMU. Tak perlu jauh-jauh mencari sekolah yang berkualitas karena dalam satu komplek pun tersedia. Dengan demikian kita tak perlu khawatir dengan anak-anak karena jarak sekolahan yang dekat. Tak hanya itu saja rumah sakit international juga sangat dekat dengan Graha Raya begitu pula dengan pusat perbelanjaan, Anda bisa ke Mall Living World atau ke Bintaro Exchane Mall. Urusan entertainment, hiburan atau wisata kuliner di saat weekend tak perlu lagi ke Jakarta karena di sekitar rumah sudah tersedia.
Perbincangan kami berakhir karena senja telah bergulir menjadi malam. Hujan mulai reda. Sepertinya Ibu sudah memanggil kita untuk bersantap makan malam. Obrolan kami berlanjut di meja makan ditemani sejuknya malam di Graha Raya Bintaro dengan iringan suara jangkrik dan kodok yang kegirangan menikmati hujan.

Sunday, October 12, 2014

Sudut-sudut FORT ROTTERDAM

Melihat saksi sejarah di Makassar salah satu yang bisa dilakukan adalah mengunjungi Fort Roterdam. Benteng peninggalan Belanda ini punya sisi arsitektural cukup menarik yang lekat dengan gaya bangunan Eropa. Kondisi benteng dan bangunan-bangunan di dalamnya masih tampak kokoh dan terawat. Dengan bentuk bangunan yang tidak terlalu detail tapi tampak dari bentuk jendela, pintu dan bentuk atap bangunan serta tata ruangnya, memasuki benteng ini kesan yang timbul seperti tidak di Indonesia. Untuk memasuki benteng ini Anda cukup membayar dengan sukarela kepada petugas. Terdapat pula guide yang stand by siap mengantar Anda berkeliling dan menjelaskan setiap detil bangunan dan cerita di baliknya.
Pintu utama menuju ke dalam benteng
Sudut-sudut Fort Rotterdam yang berhasil saya abadikan
Saya kebetulan datang di sore hari, suasana tampak rame oleh banyak muda-mudi yang sekear konkow-konkow dan foto-foto. Tempat ini memiliki banyak view menarik untuk dijadikan sebagai obyek foto. Saya mencoba berkeliling sepanjang benteng dan memperhatikan setiap sudutnya. Sayangnya masih saja ada aksi vandalisme yang terjadi di beberapa sudut tembok. Cukup prihatin dengan generasi yang tidak menghargai sejarah, bagaimanapun aksi corat-coret tidak pada tempatnya adalah sebuah sikap yang tidak etis dan tidak bertanggung jawab.
Halaman depan Fort Rotterdam dari atas benteng di sore hari
Makassar, 18 Sept 14

Wednesday, October 1, 2014

SENJA Di OESAPA

Hari terus beranjak, perbincangan kami tak terasa telah melupakan waktu sampai sore pun menjelang. Lingkungan kampus sudah tampak sepi. Kembali langkah kaki saya berjalan menuju keluar kampus. Pemandangan kali ini cukup berbeda. Angin berhembus sedikit menyegarkan, udara panas di siang hari mulai berangsur menjadi dingin. Daerah yang dekat pantai memang cenderung panas di siang hari karena pengaruh angin laut dan menjadi dingin di malam hari. Pohon-pohon berjajar di jalan-jalan area kampus tampak sedang meranggas. Daun-daun enggan tumbuh untuk bertahan di musim kemarau. Suasana pun menjadi tampak semakin gersang dengan suhu udara siang yang menyengat. Namun kondisi ini masih lebih baik dibandingkan dengan ibukota yang sudah panas ditambah dengan kepulan asap kendaraan bermotor.
Sore ini langit tampak cerah, matahari berpendar jingga segera ingin melepas siang. Tak ingin melewatkan waktu senja ini di Kupang, Saya berinisiatif untuk mampir ke sebuah spot untuk menikmati sunset yang paling indah. Kebetulan dari kampus di daerah Penfui spot ini terlewati atau searah dengan hotel tempat saya menginap. Tidak jauh dari pusat kota Kupang yakni tepatnya di pantai Oesapa saya menghabiskan sore melewati perjalanan matahari tenggelam detik demi detik. Fenomena ini pun harus saya abadikan di kamera saya termasuk menampilkannya dalam blog ini hehehe..
Subhanallah...senja ini begitu indah dengan lukisan alam yang tercipta. Semburat awan yang menghiasi langit biru berwarna jingga kecoklatan terterpa sinar matahari. Sinar yang dihasilkan pun tercermin membentuk sebuah garis lurus di air laut menuju pantai. Angin berhembus tidak terlalu kencang. Saya begitu menikmati. Begitu pun dengan ombak pantai yang hampir tidak beriak. Matahari itu masih bulat penuh terang. Pergerakannya saya amati sampai akhirnya sebagian hilang dibalik bukit sedikit demi sedikit dan kemudian menghilang. Pantai tampak ramai oleh penduduk sekitar yang duduk-duduk santai sambil ngemong anak-anaknya. Sementara bocah-bocah asyik bermain dan bersendau gurau dengan teman lainnya. Ada sebuah kapal nelayan yang bersandar, tampak membisu tanpa ada aktivitas dari nelayan. Di sisi lain beberapa penjual jagung bakar memulai aktivitasnya. Alhamdulillah meski sibuk dengan aktivitas seharian ini ada penutup hari yang syahdu menyiram kelelahan sepanjang hari ini. Senja berangsur menjadi petang, saatnya kembali ke hotel dan mengumpulkan energi kembali untuk esok hari yang lebih baik. hopefully.
Kupang, 25 Sept 2014

Sunday, September 28, 2014

Pallu Basa dan Pisang Epe Makassar

Ketika hendak ingin berangkat ke kota ini saya dipesan oleh teman kantor untuk mencoba wisata kuliner di Jl. Serigala. Kemudian teman yang satu lagi yang kebetulan asli Makassar juga menyarankan hal yang sama. Bikin penasaran dah, se-fenomenal itu. Akhirnya setelah menginjakkan kaki di kota ini saya mencoba untuk datang ke jalan tersebut. Selepas melakukan aktivitas kerja yang cukup padat siang ini sampai tidak sempat makan siang *haha pake dibahas- saatnya mengumpulkan energi kembali. Makan malam ini balas dendam. Saatnya berburu kuliner. Mengobati rasa penasaran saya dengan Jl. Serigala akhirnya saya dan rekan mencoba mencarinya. Tempatnya ternyata di sebuah komplek pemukiman yang sebagian besar menggunakan nama-nama binatang sebagai nama jalan. Nah, kebetulan lokasi tempat makan ini berada di Jl. Serigala. Jangan dianggap menu makanannya daging serigala ya hehehe... #horor.
Ok sudah bisa menebak apa yang menjadi perburuan wisata kuliner saya? Tidak lain adalah Pallu basa. Tampat ini memang sudah sangat terkenal dan bisa dipastikan tempat selalu rame bahkan Anda harus antri. Pallu basa bisa dikategorikan sebagai masakan sejenis soto, yang membedakan adalah rempah yang digunakan sangat banyak sehingga akan meninggalkan rasa yang kuat dilidah anda. Dengan banyaknya rempah ini kaldu yang dihasilkan berwarna coklat dan keruh. Yang membedakan lagi adalah penggunaan daging kerbau dimana kerbau yang digunakan adalah kerbau lokal asli Sulawesi.
Pada saat memesan Anda akan ditawarkan menu pallu basa menggunakan alas atau tidak. Alas yang dimaksud adalah kuning telur mentah. Inilah istimewanya Pallu basa. Telur ini ditambahkan ke dalam mangkuk pada saat ingin dihidangkan, ketika disiram dengan kuah yang panas kuning telur ini akan menjadi setengah matang. Awalnya saya cukup illfeel dengan tambahan telur ini. Tapi ternyata tidak amis sama sekali. Ditambah lagi dengan perasan jeruk nipis yang bisa ditambahkan sesuai selera. Anda juga bisa memesan isian daging, campur dengan jeroan atau hanya daging saja. Bagi Anda yang punya kolesterol tinggi harap diperhatikan, pasalnya isian pallu basa terdiri atas daging dan jeroan berikut dengan kuning telur setengah matang. Perpaduan yang mantap, bagaimana tidak nikmat. Untuk mengurangi resiko ini maka Anda bisa tambahkan perasan jeruk nipis pada pallu basa atau meminum lemon jus.
Puas menikmati main course saatnya mencari dessert. Perburuan kuliner malam ini tak hanya satu tempat. Saya beranjak mendekat ke tepi pantai Losari. Sepanjang jalan di tepi pantai Losari banyak berderetan penjual pisang epe. Pisang ini merupakan pisang yang dibakar dengan tambahan aneka rasa. Untuk rasa original pedagang hanya menambahkan gula aren untuk menambah citarasa manis. Selain itu kita dapat menikmati rasa yang lain seperti coklat, keju, durian, dll. Pisang eppe sendiri menggunakan bahan baku pisang kepok yang masih setengah tua. Disebut Epe karena pada saat proses pembakaran pisang dipenyet dengan sebuah kayu dan kemudian dibakar kembali. Sambil menikmati hiruk pikuk di boulevard Pantai Losari saya menikmati pisang epe dengan segelas jeruk hangat. Perbincangan saya hanyut dalam sebuah pisang bakar dan angin pantai Losari yang menyapa.
Tidak jauh dari Pantai Losari ada sebuah kawasan wisata kuliner yang bisa Anda coba. Berbagai macam menu seperti Sop Konro, Es pisang Ijo, Seafood, Coto Makssar dan masih banyak yang lain siap menggoyang lidah Anda. Salah satu yang recommended adalah restoran seafood Lea-Lea. Sambalnya yang khas sangat serasi disajikan dengan ikan bakar yang masih segar. Banyak yang bisa Anda coba di Makassar. Selamat berwisata kuliner.
Makassar, 17 Sept 2014

Sunday, September 14, 2014

KABAR DARI LUAR PAGAR

Kembali pulang ke rumah. Alhamdulillah untuk sejenak dapat berkumpul dengan keluarga. Mumpung saya di rumah waktu itu Ibu meminta saya untuk mencari kembali buku-buku cetak yang saya gunakan untuk kuliah. Rupanya ada sodara yang hendak melanjutkan kuliah dengan ambil jurusan kimia seperti saya dulu. Saat membuka lemari dan memilah-milah tumpukan buku saya menemukan buku yang lain. Buku berwarna coklat bergambarkan abdi dalem kraton. Buku ini berjudul "Kabar dari luar pagar". Buku ini cukup berarti bagi saya karena tulisan saya masuk dalam buku tersebut. Buku ini adalah sebuah buku yang dihasilkan dari sebuah kontes menulis. Tepatnya adalah kontes menulis surat untuk Sri Sultan Hamengkubuwono ke X yang diadakan oleh sebuah perguruan tinggi negeri di Jogjakarta. Saya kembali membuka-buka dan membaca isi buku tersebut. Sedikit tersenyum kecil ketika membaca tulisan saya sendiri. Baiklah berikut kutipannya saya tulis kembali maka perlu saya abadikan di blog jika buku tersebut hilang atau rusak.
Yogyakarta, 20 Januari 2003
Yth. Sri Sultan Hamengkubuwono X
Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat
Assalamualaikum wr. wb
Nuwun sewu, perkenalkan nama saya Ali Muharam. Saya lahir di Yogyakarta, tepatnya di Wirobrajan. Sekarang umur saya 19 tahun. Sampai sekarang saya masih tinggal di kampung tersebut, jadi bisa dikatakan saya ini "wong Jogja Asli".
Saya sebagian dari masyarakat Yogya merasa terhormat bisa menulis surat ini sebagai media penyaluran uneg-uneg saya mengenai keberadaan kota Yogya. Bapak sebagai gurbernur DIY sekaligus sebagai Raja Mataram (Kraton Yogyakarta), tentu memiliki tugas dan tanggung jawab yang besar. Bukan saja mengurusi masalah pemerintahan saja tetapi juga mengurusi aktivitas perkembangan kraton. Semoga dalam menjalankan tugas, Bapak selalu dikaruniai oleh Tuhan kesehatan jiwa raga.
Kalau boleh berpendapat saat ini Yogya telah berubah. Perubahan telah membawa Yogya menjadi kota yang majemuk. Kemajemukan ini membuat masyarakat mempunyai persepsi yang berbeda-beda dalam menilai Yogya. Salah satu kemajemukan ini terletak pada budaya (culturetourism) yang menjadi salah satu basis industri kepariwisataan DIY. Banyak wisatawan mancanegara tertarik dengan kebudayaan Yogya dan tidak sedikit mempelajarinya. Bahkan ada turis yang mampu berbahasa Jawa. Nah, bagaimana dengan generasi muda kita sendiri? Sungguh ironis apabila kita sampai kalah dengan mereka.
Zaman semakin cepat berubah, era glonal memberikan sebuah etik baru yang menyebabkan masyarakat mudah bosan dan selalu menginginkan hal yang baru. Pengaruh-pengaruh budaya barat telah melekat pada generasi muda kita, termasuk saya. Fenomena tersebut menyebabkan generasi muda cenderung melupakan kebudayaan sendiri, sehingga ada budaya yang masih bertahan dan ada yang telah hilang. Salah satu contoh yang telah mengalami degradasi saat ini adalah penggunaan bahasa Jawa ngoko (kasar), sedangkan bahasa Jawa kromo inggil (halus), selain tidak mengerti juga tidak mau belajar. Pada gilirannya jika berhadapan dengan orang yang lebih tua mulut akan terasa "kaku", tidak tahu harus ngomong apa. Fenomena ini juga merupakan indikasi hilangnya etika, unggah-ungguh, tata krama, dan sopan santun dalam kehidupan sehari-hari. Terus terang saja, saya yang notabene adalah orang Yogya belum spenuhnya mengenali budaya Yogya secara keseluruhan. Saya hanya tahu sebgian besarnya saja, seperti perayaan Sekaten, Grebeg, Bekakak, jamasan Pusaka, Labuhan di Pantai Parangtritis, dan lain-lain. Tidak menutup kemungkinan hal itu terjadi pada orang lain.
Saya sebagai warga Yogya tentu mempunyai keinginan untuk mengenali labih jauh tentang budaya Yogya, lebih baik lagi jika terlibat di dalamnya. Oleh karena itu melalui surat ini saya ingin ikut urun rembug agar bagimana caranya budaya Yogya lebih dikenal masyarakatnya sendiri. Walaupun sekarang Bapak sedang dipusingkan dengan maraknya aksi demontrasi mengenai kenaikan harga BBM, tarif dasar listrik, dan telepon.
Pengenalan budaya bisa lebih ditekankan kepada anak-anak remaja usia sekolah karena sebagian besar gaya hidup remaja sekarang sudah sangat terpengaruh budaya barat. Langkah pertama bisa dilakukan dengan pengadaan ekstrakulikuler yang berorientasi pada bidang kebudayaan pada setiap sekolah. Dalam pelajaran sejarah bisa diusahakan siswa diberikan tugas untuk membuat makalah atau sejenisnya yang isinya berhubungan dengan bentuk-bentuk kebudayaan Yogya, baik itu yang mengupas dari nilai historisnya maupun nilai sosialnya. Senada dengan hal itu, hal-hal yang sifatnya kompetitif bisa dilakukan secara rutin, seperti lomba karya tulis, cerdas cermat, lomba poster, dan lomba-lomba lain yang bertemakan kebudayaan Yogya.
Kita merupakan bagian dari masyarakat informasi, di mana saat ini informasi sangat mudah untuk didapatkan, contohnya melalui jaringan internet yang merupakan hasil teknologi hibryda (teknologi gabungan) dalam era knowledge society (era masyarakat pengetahuan). Dengan memanfaatkan teknologi tersebut, kita bisa melestarikan budaya dengan mudah. Kita dapat membuat website yang khusus mengupas habis keseluruhan budaya Yogya. Sehingga masyarakat Yogya akan lebih tertarik untuk mengenali kebudayaan Yogya dengan labih baik, dan diharapkan bisa ikut andil untuk bisa mewarisi bukan malah meninggalkannya. Bagaimanapun budaya adalah warisan nenek moyang yang harus dipertahankan.
Dengan mengkaji nilai-nilai yang terkandung di dalamnya bisa dijadikan sebagai pelajaran hidup. Implikasi dan konsekuensi logis positif dari nilai-nilai budaya yang terkandung di dalamnya lambat laun akan membentuk jati diri dengan kepribadian yang mau tahu, bisa rumangsa, tepa selira, apresiatidf dan tahu malu.
Barangkali saja sekelumit saran di atas bisa dijakdikan bahan pertimbangan Bapak, bagaimana caranya agar budaya Yogya lebih memasyarakat. Saya merasa prihatin apabila apa yang saya sampaikan di atas ada yang tidak berkenan di hati Bapak. Terakhir, saya mengucapkan terima kasih atas perhatian Bapak. Saya bangga menjadi bagian dari masyarakat Yogya dan semoga Yogya menjadi kota yang "gemah ripah loh jinawi".
Wassalamualaikum, wr. wb.

Saturday, August 23, 2014

Sungai Barito Selepas Subuh

Adzan Subuh berkumandang. Hari masih gelap. Mata pun masih sedikit berat. Sebelum Subuh staff hotel sudah membangunkan saya. Bakda Subuh ini hotel menyediakan paket tour ke pasar terapung di Sungai Barito dan Pulau Kembang. Kami memang harus berangkat jam 5 pagi untuk bisa menyaksikan aktivitas pasar terapung. Usai menjalankan solat Subuh kami bergegas menuju perahu yang akan membawa kami menuju sungai Barito. Udara agak sedikit dingin menerpa. Rona pagi masih redup menyambut hari. Kami melintasi di antara rumah-rumah di sepanjang pinggir sungai. Rumah-rumah yang berada di sepanjang sungai umumnya adalah rumah kayu. Sayangnya rumah satu dengan rumah yang lain dibangun dengan tak beraturan sehingga tampak kurang rapi dan tertata.
Perjalanan dari menyusuri sungai kecil sampai menuju hulu sungai yang lebar pun tercapai. Setelah menikmati perjalanan selama kurang lebih setengah jam maka sampai lah perahu membawa kami di sebuah pasar. Suasana ramai. Layaknya sebuah pasar tapi ini bedanya berada di atas sungai. Saya bisa melihat langsung aktivitas mereka melakukan transaksi di atas sampan masing-masing. Ketika perahu kami sampai, langsung ada penjual dengan sampannya menghampiri kami. Awalnya saya agak takut karena sampan berhimpitan yang akan mengakibatkan perahu atau sampan tidak stabil dan akan tenggelam. Ternyata mereka begitu terlatih dan sudah terbiasa mengayuh dan mengendalikan sampan. Pada umumnya penjual-penjual adalah ibu-ibu yang menggunakan sampan kecil. Saya kagum dengan ibu-ibu yang terampil mengendalikan sampannya. Mungkin mereka memang bisa berenang sehingga tak khawatir jika sampan mereka terbalik. Beberapa jenis bahan yang dijual adalah sayur-sayuran, buah-buahan, jajanan pasar, sampai cindera mata. Kemudian untuk perahu yang lebih besar menjajakan menu makanan seperti soto banjar, sate, dll. Ada aktivitas seorang penjual sedang membakar sate di atas perahu, di sisi lain ada seorang penjual yang menyediakan jasa memarut kelapa sampai menjadi santan.
Puas melihat-lihat aktivitas jual beli dipasar terapung. Perjalanan kami lanjutkan ke bagian lain. Kali ini kami dibawa menuju ke sebuah pulau. Tak disangka saya melihat banyak monyet menyambut di pinggir dermaga. Sekumpulan monyet ini tinggal di kawasan wisata hutan pulau Kembang. Mereka menantikan kami melempar makanan. Sampai perahu kami mendekat ke dermaga langsung ada monyet yang loncat dan menghampiri perahu kami. Sontak kami kaget dan dengan cepat monyet tersebut merampas makanan milik salah satu penumpang. Perahu perlahan menjauh dan monyet tersebut langsung loncat berenang menuju dermaga. Ternyata bisa juga monyet-monyet itu berenang. Saya jadi teringat dengan sebuah lokasi wisata di Bali yakni monkey forest di Ubud dengan monyet-monyet liar yang juga sering mengambil makanan pengunjung.
Kami tidak turun ke Pulau Kembang. Perahu berputar dan kami kembali ke hotel. Dalam perjalanan menuju ke hotel kami melihat perahu yang menarik muatan bahan tambang batu bara. Sungai ini juga menjadi jalur transportasi untuk mengangkut hasil tambang dan transportasi umum menuju Palangkaraya. Pagi terus beranjak, hari sudah terang. Kami kembali masuk ke percabangan sungai yang lebih kecil. Mualailah saya melihat aktivitas masyarakat yang tinggal di bantaran sungai.
Sungai menjadi layaknya jalan raya. Kita bisa melihat disepanjang pinggiran sungai ada bengkel, jasa jual beli barang bekas, sampai warung makan. Banjarmasin bisa dibilang sebagai kota seribu sungai. Kota yang dibelah oleh sungai-sungai membuat kota ini juga banyak memiliki jembatan. Sungai adalah tempat hidup bagi sebagian besar warga Banjarmasin, karena mungkin air akan sangat mudah didapatkan. Tapi sayangnya kebersihan sungai tidak dijaga. Bahkan warga juga melakukan kegiatan MCK -mandi, cuci, kakus red- di sungai tersebut. Apalagi pemerintah setempat menjadikan sungai-sungai ini menjadi komoditas pariwisata. Menurut saya perlu ada kesadaran dan pembenahan lebih lanjut untuk ke depannya. Kita bisa melihat bagaimana bersihnya wisata sungai di Belanda, mengapa kita tidak bisa? Mari majukan dunia wisata Indonesia.
Banjarmasin, 21 Aug 14

Sunday, August 17, 2014

Saksi Sejarah Di sudut Pineleng

Siang ini panas matahari di Manado cukup terik. Perjalanan saya sampailah pada sebuah kota di pinggiran Manado, tepatnya di Jl. Raya Manado-Tomohon, Pineleng. Setelah melakukan aktivitas kerja siang ini saya dan team beranjak untuk melakukan solat Dzuhur. Tidak jauh dari instansi tempat saya melakukan aktivitas kerja, saya diajak menuju masjid yang cukup monumental bagi saya. Sebuah surau kecil di sudut sebuah desa. Masuk di sebuah gang sepanjang Jalan Raya Manado-Tomohon km. 7 Surau ini berada tepat di depan komplek makam seorang Pahlawan besar negeri ini. Seorang pahlawan dari tanah Sumatera yang diasingkan oleh Penjajah Belanda kala itu.
Setelah melakukan sembahyang solat Dzuhur saya mencoba masuk untuk sekaligus berziarah. Waktu saya masih cukup untuk melakukan aktivitas di tempat lain, jadi saya sempatkan untuk berziarah mumpung sudah menginjakkan kaki di tempat ini. Bangunan utama yang menjadi rumah bagi makam Tuanku Imam Bonjol dibuat dengan arsitektur model rumah minang. Ini menunjukkan asal beliau sebagai orang Minang Sumatera Barat. Tidak hanya sebuah makam yang bisa kita kunjungi namun juga sebuah tempat yang biasa digunakan Tuanku Imam Bonjol untuk beribadah.
Dibelakang makam akan kita jumpai petunjuk jalan menuju surau tempat beribadah Tuanku Imam Bonjol. Untuk menuju surau tersebut kita akan menyusuri jalan setapak berundak-undak yang turun agak curam. Jalan setapak ini sudah dibangun dengan semen sehingga memudahkan kita untuk melewatinya. Ternyata yang kami jumpai adalah sebuah surau yang terletak di pinggir sungai. Dengan banyak pohon bambu dan pohon lain yang tumbuh disekitaran sungai membuat tempat ini cukup sejuk dan nyaman. Arusnya cukup deras melalui batu-batuan yang cukup besar berada di antara hulu dan hilir sungai.
Masuk ke dalam surau itu yang saya melihat sebuah batu besar yang menghadap ke arah kiblat. Batu besar ini mempunyai permukaan yang cukup lebar sehingga bisa digunakan untuk bersembahyang. Di atas batu sengaja digelar sebuah sajadah untuk menandakan batu itu adalah tempat yang biasa digunakan untuk bersembahyang Tuanku Imam Bonjol kala itu. Saya tak mengira bisa menjumpai salah satu saksi sejarah perjuangan bangsa ini di Pineleng. Jauh dari hiruk pikuk kota Manado Pineleng menjadi tempat peristirahan terakhir Pahlawan kebanggaan negeri ini.