Sunday, July 24, 2011

Kereta Bisnis di Akhir Pekan

Dalam perjalanan saya kembali ke ibukota kali ini saya mencoba untuk menggunakan transportasi kereta kelas bisnis. Saya mencoba untuk menghemat ongkos kali ini, ceritanya ingin backpakeran, anak muda ini, tidak perlu yang terlalu eksklusif, kelebihannya lebih baik dibagi-bagi hehehe...

Hari ini hari minggu dan besok rutinitas akan kembali berlangsung. Saya tidak heran jika kereta akan penuh malam ini. Semuanya sudah siap, saatnya kembali ke ibukota. Sampai di stasiun Tugu Jogjakarta, ternyata kereta sudah siap dan 15 menit lagi akan berangkat. Tak perlu lah menunggu di peron, saya pun langsung naik menuju gerbong 2 kursi 8B. Hm...sudah banyak penumpang berjubel, saya pun agak kesulitan berjalan dilorong gerbong untuk menuju kursi saya.

Kerete bisnis kalau weekend memang tak ubahnya kereta ekonomi, sekalipun tempat duduk sudah penuh ternyata ada tiket berdiri. Setahu saya kalau kursi sudah penuh maka tak ada penumpang lagi yang bisa masuk. Saya tak mengerti sejak kapan peraturan ini berlaku. Harga tiket berdiri pun sama dengan harga tiket duduk. Hm...tapi tetap saja ada yang membeli, dan ini tidak sedikit. Sampai-sampai lorong gerbong tak ada celah. Hanya dengan beralaskan koran dan tanpa ragu mereka mencoba berbaring dan meluruskan kaki mereka diantara kursi-kursi penumpang.


Satu sama lain tak ada protes namun justru saling berbagi dan pengertian. Kebersamaan rasa yang terjalin atas kondisi ini memunculkan rasa saling tolong menolong dan pengertian satu sama lain. Obrolan terbentuk di awal perjalanan, ada sharing tentang kehidupan mereka masing-masing di ibukota. Tapi selang beberapa lama suasana sudah hening, masing-masing terlelap meski dengan space ruangan yang terbatas. Mau tidak mau mereka harus tidur karena esoknya harus kembali bekerja. Tak masalah bagi mereka termasuk saya, istirahat dalam perjalanan dan kemudian besoknya langsung bekerja. Saya masih bisa tertidur karena dapat tempat duduk meski di bawah saya ada kaki yang menjulur, meski agak kurang nyaman sebenarnya. Terkadang dengan kondisi yang sudah penuh ini, pedagang asongan seringkali nekat masuk untuk menjajakan dagangannya.

Ada beberapa alasan mengapa mereka tetap memilih membeli tiket berdiri. Naik kereta tidak akan macet dan tepat waktu. Menggunakan bus meski harga tiket sama tapi tidak menjamin akan bisa tepat waktu sampai tujuan, sedangkan menggunakan pesawat terlalu mahal bagi kebanyakan masyarakat. Selain itu jika menggunakan kereta ekonomi rawan kriminal dan perjalanan lebih lama karena hampir di setiap stasiun berhenti. Maka dipilihlah kereta bisnis yang terjangkau dan perjalanan tepat waktu.

Jika Anda menggunakan transportasi kereta khususnya pada akhir pekan atau hari-hari besar memang harus 30 hari sebelumnya untuk mendapatkan tiket, apalagi jika hari raya tiba, sebagian besar harus rela mengantri. Saat ini banyak cara untuk mendapatkan tiket dan tak heran jika dalam waktu 30 menit tiket sudah habis terjual. Sejauh ini kereta masih menjadi angkutan favorit bagi sebagian masyarakat, namun mengapa ya..belum ada perbaikan sedangkan harga tiket naik terus?