Saturday, August 11, 2012

Butiran DEBU

Angin berhembus kencang menerbangkan butiran-butriran pasir yang tak terlihat. Butiran pasir ini terbang dari satu tempat ke tempat yang lain. Masing-masing butiran ini jatuh pada tempat yang sama kemudian bertumpuk dan membuat sebuah gundukan. Kemudian datang kembali angin kencang dan menerbangkan butiran-butiran pasir ini kembali jatuh membuat gundukan baru. Sampai pada akhirnya kita dapat melihat sebuah pergerakan gundukan atau bukit pasir yang seakan-akan berpindah-pindah.
Layaknya sebuah kehidupan manusia hanyalah sebuah butiran debu yang tidak terlihat. Hari ini kita bisa bernasib baik dan mungkin besok secara mendadak bisa bernasib buruk. Manusia sangat tidak berdaya di mata Tuhan, namun manusia menjadi makhluk yang paling mulia dibandingkan makhluk ciptaan lainnya. Saya menyadari akan hal itu dan bagaimana mengenai kehidupan saya sendiri. Saya masih jauh dari kata mulia.
Duduk di gundukan pasir tanpa alas memandang luas ke depan. Saya terus menikmati angin yang berhembus dan butiran-butiran pasir yang menerpa. Sesekali saya melihat rumput yang berlari dengan cepat tertepa angin. Tersirat dalam pikiran bagaimana langkah saya ke depan, langkah kehidupan saya. Apakah akan ada kemajuan atau kemunduran.
Seandainya ada orang terdekat saya disamping saya saat ini, banyak hal yang ingin saya ceritakan mengenai kehidupan, mengenai banyak hal yang menguatkan diri atas tempaan hidup dalam perjalanan hidup saya. Langkah ke depan sudah pasti akan lebih berat jika kita menghendaki untuk bisa lebih baik, karena itu logikanya.
Sejauh mana saya berarti untuk diri saya sendiri, orang terdekat saya dan orang-orang lain yang mengitari saya. Hidup harus punya dinamika ke arah kemajuan, apalagi bisa berarti bagi orang lain. Baiklah saya akan menyusun sebuah rencana hidup, tentang sebuah mimpi-mimpi. Tidak peduli bagaimana pun kondisi saya saat ini, saya yakin saya bisa, Allah bersama saya. amin

Hopefully It could be..

Setelah sembayang sholat Isya saya duduk di tempat tidur dan beberapa saat HP saya berdering, terlihat di display HP menunjukkan nama My Mom.. Wah Ibu saya telpon malam-malam begini. Ada apakah? Tidak biasanya. Semoga menyampaikan kabar baik. Ternyata Ibu menyuruh saya untuk melihat tayangan di sebuah stasiun televisi. Saya bertanya memangnya mengenai apa? Ibu saya tidak menjawab dan hanya berkata, "Pokoknya lihat saja".
Akhirnya langsung saja saya hidupkan televisi di depan kamar tidur dan menyimak apa yang ada dalam acara tersebut. Memang saya tahu acara talkshow yang dipandu oleh seorang ustadz ini tayang setiap hari selama Bulan Ramadhan, tapi saya sering melewatkannya padahal acara ini sangat inspiratif.
Oh ternyata bintang tamunya seorang motivator yang terkenal itu. Saya sempat menghadiri acaranya secara langsung. Dia adalah Jamil Azzaini. Amazing, benar-benar luar biasa pengalaman hidupnya yang bisa kita teladani. Saat itu Jamil bercerita tentang pengalamannya menunaikan ibadah haji bersama orang tuanya. Begitu bahagia luar biasa dan leganya orang tua Jamil.
Dari kisah dalam tayangan ini saya memahami maksud kedua orang tua saya. Orang tua memang punya keinginan untuk menunaikan ibadah haji dan kakak saya bersedia membiayainya. Insya Allah semoga saya juga bisa ikut membantu. Saya pun sangat berharap bisa menemani Ibu dan Bapak saya di tanah suci sehingga bisa menjaga mereka. Semoga Engkau berikan kami panjang umur dan keberkahan kesehatan sampai kami bisa menyentuh tanah sucimu dan menunaikan ibadahmu nanti di sana. Amin
Jamil mengutarakan dengan penuh emosional sehingga saya pun takjub melihatnya. Energinya begitu positif dan sangat inspiratif. Penggalan kalimat yang saya tidak bisa lupa dari acara semalam adalah ketika Jamil berkata, "Kita tidak akan bisa membalas jasa-jasa orang tua kita, bahkan mereka tidak mengharapkan apa pun dari kita, mereka hanya berharap kepada kita untuk terus bisa berprestasi". Dalam setiap kegiatan yang dilakukan bersama orang tuanya Jamil selau diberikan filosofi hidup yang menguatkan dirinya untuk terus bangkit. Menyadari bahwa tempaan hidup akan membawa pada tujuan yang gemilang. Kesuksesan hidup. Dan kini yang diraih bukan hanya sukses materi namun sukses mulia, sukses di dunia dan insya Allah di akhirat nanti. Semoga saya dan Anda bisa. amin
Jakarta, 11 August 2012