Tuesday, January 29, 2013
Ketika MACET dan BANJIR melanda
Macet di ibukota itu sudah lumrah dan ini akan menjadi semakin parah jika hujan turun dalam waktu yang cukup lama. Genangan air yang menutupi badan jalan sebagian atau seluruhnya akan berbuntut pada antrian kendaraan yang mengekor cukup panjang. Apalagi jika banjir sudah meluas dibeberapa titik di ibukota ini
Pertumbuhan kendaraan di Jakarta memang sangat pesat. Mungkin hari ini anda melihat iklan mobil baru di sebuah stasiun televisi, maka besok ketika anda keluar jalan-jalan mungkin Anda akan menemui mobil yang Anda lihat di iklan tv kemarin. Pertumbuhan ini tidak dibarengi dengan ditambahnya infrastrukur jalan raya sehingga tersedianya jalan yang terbatas berujung pada kemacetan. Terlebih lagi sarana transportasi publik tidak mendukung sehingga masyarakat lebih memilih menggunakan kendaraan pribadi.
Nah bagaimana solusi menyiasati ini? Karena sejauh ini tidak ada perbaikan atau tindakan dari pemerintah khususnya untuk menyelesaikan permasalahan ini. Sejauh ini hanya ada wacana yang tak kunjung menemukan celah. Oleh karena itu kita perlu menyiasatinya sendiri. Pengalaman saya dengan kemacetan akan saya ceritakan untuk anda, mungkin bisa menjadi referensi untuk menghindari macet.
Jika Anda menggunakan sepeda motor maka Anda perlu mencari jalan tikus. Bukan jalan tikus di kolong-kolong rumah ya? Tapi tepatnya adalah jalan pintas. Saat Anda sedang mengantri dalam keriuhan macet dan menemukan sebuah gang atau jalan percabangan yang potensial maka tidak ada salahnya Anda mencobanya beralih jalur. Biasanya pengendara-pengendara yang lain akan masuk ke gang tersebut. Selain itu untuk mengetahui gang tersebut ada tembusannya atau tidak maka amatilah rambu penunjuk arah. Nah apabila anda sudah masuk gunakanlah feeling Anda ke arah mana akan ada tembusan. Jika tidak kita mengikuti arus saja, mengikuti pengendara-pengendara di depan kita. Jika memang tidak banyak yang lewat gang tersebut maka jalan terakhir kita harus sering berhenti dan bertanya. Bantuan terakhir adalah dengan mengandalkan GPS di HP Anda. Maka usahakan HP anda tersedia fasilitas GPS. Dengan adanya fasilitas ini kita bisa tahu posisi kita sedang berada di mana dan memberikan petunjuk jalan mana yang harus ditempuh. Ketika anda menemui jalan tembus itu maka rasanya sesuatu banget..hehe… lega sekali seperti menemukan mutiara yang hilang.. *tahan lebainya. Nah inilah salah satu keuntungan macet, kita dipaksa untuk tahu jalan-jalan tikus atau jalan alternatif. Pada akhirnya kita akan menguasai suatu daerah yang menjadi area dari rumah sampai tempat kerja.
Lain halnya jika Anda menggunakan mobil. Saya sarankan untuk menyimpan stock makanan di mobil Anda. Pada umumnya jika mobil sudah terkena macet panjang maka Anda tidak bisa melakukan apa-apa dan hanya pasrah mengikuti antrian. Oleh karena itu stock makanan yang tersedia akan membantu mengganjal perut anda jika perut sudah keroncongan. Biasanya dalam kemacetan akan muncul pedagang asongan yang berjalan wira-wiri di tengah jalan, seakan mereka mengerti keadaan yang tengah berada dalam kemacetan. Namun kebanyakan pelanggan asongan ini adalah para sopir angkot. Tapi lain halnya jika anda sudah capek maka anda perlu istirahat. Cobalah untuk menepi di sebuah tempat yang nyaman salah satunya adalah SPBU. Permasalahan yang biasa saya alami adalah kebelet kencing dan perut sudah keroncongan.
Permasalahan macet di ibukota memang sudah parah. Pengetahuan mengenai jalan alternatif harus anda perkaya untuk menghindari macet terlebih lagi jika banjir terjadi, ada beberapa jalan yang tidak bisa terlewati sehingga mau tidak mau harus mencari jalan lain. Kondisi ini akan merugikan banyak pihak terutama berimbas pada perekonomian tentunya. Waktu seharusnya bisa efektif digunakan tetapi sebagian besar terhambat karena waktu habis di jalan. Semoga ada perubahan, kita yakin saja teman.
Jakarta, 27 Jan 2013
Ketika Jakarta diperkirakan tenggelam akibat air pasang dan curah hujan tinggi.
Subscribe to:
Posts (Atom)