Pagi ini cuaca sedikit bersahabat, awan sedikit mendung namun hujan tak turun. Saya membonceng tukang ojek yang menjemput saya, hanya 10 menit saya sudah sampai di stasiun tugu. Dengan bawaan saya yang sedikit agak rempong membuat saya agak riweh berjalan. Ada 2 tas kecil yang sudah menggantung di pundak saya, tas kecil untuk tempat dompet dan HP serta tas kamera yang penting saya perhatikan. Kalau sampai raib saya akan kesulitan menggantinya, maklum kamera DSLR ini kamera pinjeman. Satu lagi ada koper yang bisa saya seret dan tas kertas tempat makan bekal saya.
Masuk ke stasiun ternyata peron sudah penuh. Tak tersisa tempat duduk. Saya memilih berdiri saja, toh sebentar lagi kereta saya datang. Tepat di sudut peron saya berdiri menunggu, orang berlalu lalang dengan membawa barang bawaannya masing-masing. Stasiun ini terus berbenah, lebih bersih, lebih aman dan tak ada asap rokok mengepul di ruang tunggu. Uniknya pengumuman disajikan dalam 3 bahasa berbeda, yakni bahasa Indonesia, bahasa Inggris, dan bahasa Jawa.
Peluit panjang telah berbunyi, saya sudah menempati kursi saya sesuai tiket yang saya beli. Tepat pukul 8.00 kereta saya berangkat. Hari ini adalah hari pertama di tahun 2015. Hari yang panjang bagi saya untuk menikmati perjalanan yang cukup panjang di awal tahun 2015. Setelah semalam gegap gempita perayaan pergantian tahun begitu meriah menyambut terselip duka yang belum usai dari musibah jatuhnya pesawat Air Asia jurusan Surabaya - Singapura. Musibah yang terjadi tanggal 28 ini menjadi penutup tahun yang cukup pilu bagi bangsa Indonesia setelah sebelumnya tragedi tanah longsor terjadi di Banjarnegara.
Tak selang berapa lama kereta saya sudah memasuki wilayah pedesaan,pemandangan berubah menjadi pemandangan persawahan yang luas dan pegunungan yang berbukit-bukit. Inilah salah satu salah satu keuntungan naik kereta di siang hari. Lumayan cukup untuk menyegarkan mata. Perjalanan ini menjadikan reflesi bagi saya tentang perjalanan yang harus saya tempuh sejauh ini sebagai tuntutan pekerjaan. Tahun 2014 menjadikan saya sebagai seorang traveler yang cukup sibuk. Kejadian pesawat jatuh dipenghujung akhir tahun ini cukup memberikan kekhawatiran tersendiri bagi saya, mengingat saya juga sering menggunakan moda transportasi pesawat untuk menjagkau wilayah yang menjadi target visit saya.
Sebagai seorang marketing maka saya dituntut untuk kreatif terutama dalam menjaring customer, tak cukup hanya di Jakarta namun wilayah jangkauan saya ada di seluruh Indonesia. Maka bisa dipastikan saya harus sering melakukan perjalanan dinas ke berbagai kota di Indonesia. Saya sendiri menikmati ini dan menjadi seorang traveler itu menyenangkan. Kereta terus melaju. Beberapa terowongan yang membelah bukit telah terlewati sampailah dipersinggahan pertama di stasiun Purwokerto. Ada beberapa penumpang yang naik dari stasiun ini. Saya terus mengurai perjalanan yang telah saya lalui di tahun 2014. Setiap perjalanan yang saya lakukan mempunyai kesan masing-masing. Setiap daerah punya ciri khas, mulai dari adat tardisi, bahasa, karakter dan kondisi alamnya. Memang perjalanan dinas yang saya lakukan cukup padat terkadang saya harus bisa mengatur waktu dan bergerak cepat untuk memenuhi target pencaipan visit yang akan saya tuju. Biasanya kami bisa menikmati kota di sore hari atau malam setelah pekerjaan selesai. Sekedar mampir di salah satu landmark kota untuk berfoto atau menjajal wisata kulinernya. Salah satu daerah yang variasi kulinernya cukup banyak adalah di Medan atau Makasar. Untuk daerah yang cukup indah dengan pemandangannya adalah ketika saya visit ke Ambon dan Bali. Satu-satunya hotel yang memberikan bonus wisata adalah ketika saya di Banjarmasin. Saya sempat menikmati pasar terapung di pagi hari setelah Subuh. Perjalanan ini akan terus berlanjut ke kota-kota berikutnya bahkan saya akan berkunjung lagi ke kota yang sama.
Setelah Purwokerto kereta saya melaju melewati ladang-ladang pertanian bawang yang hijau menghampar selain itu ada pemandangan-pemandangan pematang sawah layaknya di pulau Bali. Beberapa kali kereta merayap di atas jembatan melewati di atas sungai yang masih alami membelah bukit di antara persawahan. Damai di hati rasanya melihat pemandangan alam pedasaan yang hijau. Perjalanan telah melampaui siang. Kalau hanya duduk dan memandang pemandangan di luar rasanya sia-sia waktu yang berjalan. Maka inspirasi pun perlu saya gali meski saya sedang dalam perjalanan. Justru perjalanan ini akan memberikan penyegaran bagi saya. Saya terus menulis di note saya tentang releksi tahun 2014 dan resolusi yang akan saya ambil. Sambil sesekali saya membalas bbm teman saya. Saya pastikan HP saya tetap on karena di bawah meja kereta di depan kursi saya terdapat colokan untuk kebutuhan charge HP saya- colokan bahasa mana tuh?. Hmm..pasti lah eksis selama perjalanan. Awan masih terus menyelimuti, sinar matahari tak tampak menyinari dengan sempurna. Musik terus saya dengarkan melalui handsfree saya untuk menemani perjalanan ini.
Tak terasa deru kereta sudah memasuki wilayah perkotaan. Disambut dengan bangunan-banguna industri yang membelah bekasi dan gedung-gedung bertingkat. Di sisi lain masih tampak rumah-rumah yang berjajar di pinggiran rel memasuki ibukota. Tidak rapi dan masih terkesan kumuh. PR Pak Ahok sebagai gunernur masih banyak. Kereta berjalan perlahan, seorang pramugara kereta mengumumkan bahwa kereta telah sampai di stasiun Gambir, stasiun tujuan akhir. Saya bergegas mengemasi barang dan berjalan keluar. Jakarta sore ini juga mendung, dari atas peron tampak pemandangan Tugu Monas yang menjulang tinggi sebagai ikon kebanggaan kota ini. Saya bergegas turun dan mencari taksi mengantarkan saya ke Graha Raya. Banyak yang harus saya susun untuk perjalanan tahun ini termasuk mencari pendamping hidup saya..eaaaaa. Semoga Allah beri kelancaran dan kemudahan serta membawa hasil yang barokah bagi saya sendiri dan orang lain. amin.
-Selamat datang tahun 2015-