Hujan sore ini mengguyur Jogja dan sekitarnya termasuk jalan imogiri yang saya lalui. Lewat jalan imogiri tak lengkap rasanya jika tidak mencoba kulineri yang khas di sekitar jalan ini, yakni sate. Sate yang satu ini bisa dibilang beda dan khas. Biasa orang menyebutnya sate Klatak.
Satu pedagang yang bisa dibilang orisinil menjual sate Klatak ada di Pasar Wonokromo milik Mas Bari. Tempatnya cukup nyaman dan luas, anda bisa duduk dengan lesehan atau menggunakan meja. Memang tepat di dalam pasar yang setiap pagi digunakan untuk transaksi jual beli kebutuhan pokok masyarakat sekitar.
Menyantap sate klatak sambil menikmati rintik hujan semakin mantap ditemani dengan teh poci nasgitel-panas legi kentel. Disebut dengan sate Klatak kata penjualnya sendiri karena memang bunyinya pada saat di bakar "kemlothak". Bunyi ini ditimbulkan dari tusuk sate yang terbuat dari ruji-ruji sepeda. Tapi jangan khawatir soal kebersihan ruji-ruji sepeda ini, dijamin tidak ada korosi di bagian ruji-rujinya. Bahan baku yang diguakan adalah daging kambing muda berusia 8 bulan, masih sangat muda ya? Mungkin ini salah satu yang membuat daging terasa empuk ketika dimakan dan tidak terasa prengus.
Jika anda memesan 1 porsi jangan harap dapat 10 tusuk, di tempat ini 1 porsi hanya dapat 2 tusuk sate tapi satu tusuk sate cukup banyak isinya. Selain itu untuk campuran sate tidak menggunakan bumbu kacang atau kecap dan acar, tapi dengan kuah gule. Hm...lengkap sekali rasanya, nasi dalam piring yang telah dicampur dengan kuah gule disantap menggunakan sate klatak.
Sajian kuliner yang satu ini patut Anda coba, luangkan waktu ke Sate Klatak Mas Bari jika Anda ke Jogja.
No comments:
Post a Comment