Thursday, February 18, 2010

AIR MENGHAMPIRI

Aku menyusuri malam kembali pulang ke rumah. Aspal hitam tampak begitu legam dan mengkilat masih basah oleh air hujan yang belum lama reda. Belum lama langkah ini berjalan tapi air kembali jatuh malu-malu...Aku tetap berjalan santai menikmati keheningan malam ini yang menenangkan dan tidak menghiraukan hujan yang masih malu-malu membasahi bumi.

Hujan malam ini pengertian juga, hujan mulai deras ketika saya sampai rumah. Hm...saya beruntung..

Malam berlalu....menit ke menit....

Sebelumnya saya sempat melihat berita di sebuah stasiun televisi tentang banjir yang sedang terjaid di Jakarta. Saya sendiri tinggal di daerah rawan banjir, kekhawatiran pun muncul,tapi saya tidak terlalu menghiraukan.

Saya tidur cukup larut malam ini....
Dan tiba-tiba jam 2 pagi saya terbangun..
Air menggenang di bawah tempat tidur saya, sudah semata kaki....
Huft gile...akhirnya nyampe juga...ke kamar saya...merasakan banjir di ibukota. Permasalahan dari tahun ke tahun yang tak terselesaikan.

Sepengetahuan saya pemerintah Belanda sejak menjajah bangsa ini sudah merencanakan tata kota yang terbebas dari banjir. Namun setelah bangsa ini merdeka mengapa tidak terpikirkan. Apakah memang bangsa ini terlalu terlena? Saya pikir, kita lebih baik merdeka setelah rakyat kita pandai hehehe.

Air juga belum surut sampai pagi menghampiri, waktu terus berjalan dan saya harus masuk kerja, apa boleh buat saya meninggalkan rumah dengan kondisi air masih menggenang. Semog sampai rumah nanti semua sudah bersih hehehehe.

Jkt, 18 Feb 10

No comments:

Post a Comment