Monday, June 3, 2013

Menikmati Hidangan ala Keraton Jogjakarta

Hari beranjak siang dan perut mulai keroncongan. Saya dan teman sudah puas mengitari Taman Sari, sudah puas juga narsis-narsis an. Mengabadikan diri dengan background bangunan tua di Taman Sari. Kami memutuskan untuk keluar lewat pasar ngasem. Aktivitas pasar ngasem saat ini hanya untuk berjualan kebutuhan pokok pangan seperti beras, buah dan sayuran. Namun di seberang pasar masih ada beberapa kios yang berjualan burung dan hewan peliharaan lainnya seperti ikan hias dan kucing. Sebelumnya pasar ngasem memang digunakan sebagai pasar burung namun untuk saat ini sudah direlokasi di selatan Jogja dengan tempat yang lebih luas dan memadai.

Dari pasar ngasem kami berjalan ke arah kanan pasar. Jalan tampak ramai dengan lalu lalang kendaraan beradu dengan pengayuh sepeda, becak, dan andong. Hilir mudik dan suara bel berdering dari becak atau lonceng dari kuda yang menarik andong menjadi warna tersendiri. Berjalan sebentar kami menemui petunjuk bertuliskan Bale Raos  yang mengarah masuk ke komplek kraton. Kami mencoba untuk masuk, ada sekitar 50 meter untuk masuk ke dalam. Di depan gerbang ada sebuah pendopo yang dipagari dan terdapat sebuah lampu kota khas jogja di setiap sudut pendopo. Kemudian di sebuah sudut halaman terdapat lonceng. Saya kurang tahu fungsi dari lonceng itu sendiri, namun di deket lonceng tersebut ada sebuah pos yang di jaga oleh abdi-abdi dalem kraton. Di sebelah pos tersebut ada gerbang yang ditutup dengan ornamen kepala naga di sisi kanan dan kiri.
Bagian halaman depan Bale Raos
 
Namun dari sekian bangunan yang terbuka adalah gerbang dengan tulisan Bale Raos. Ya resto ini terletak di area Kagungan Dalem Kemagangan yang merupakan akses paling dekat untuk masuk ke Induk Kraton ( Area Kedaton ).

Masuk gerbang kami langsung disambut oleh kandang besar di sisi kanan dan kiri, di dalam terdapat burung perkutut. Burung ini merupakan burung khas jawa yang punya suara merdu. Resto ininmemiliki tiga bangunan utama yakni dua pendopo untuk tempat makan dan satu pendopo lagi sebagai galeri untuk produk batik dan kerajinan.
 

Nah saatnya makannnn. Ada menu-menu menarik yang bisa dipilih yakni salah satunya ada menu kesukaan sultan seperti bebek suwar suwir. Makanan ini adalah kesukaan Sri Sultan Hamengkubuwono ke X. Saya mencoba untuk memilih menu sup timlo. Isinya ada rolade, jamur yang dipadu dengan irisan daging ayam serta ada tambahan seafood dengan cita rasa yang lembut dan menghangatkan. Untuk menu minuman anda bisa mencoba minuman secang, beras kencur dan beragam minuman yang lain.
Soup timlo dipadu dengan minuman secang
 Di sisi bagian tepi pendopo terdapat sebuah tulisan-tulisan yang merupakan kesan-kesan dari pengunjung mengenai tempat ini. Ornamen-ornamen jawa yang menjadi dekorasi dan iringan musik gending jawa membuat kami serasa dibawa ke era jaman keraton kala itu. 

Bagi anda yang suka dengan wisata kuliner, maka jangan lewatkan tempat ini sebagai salah satu tujuan anda jika anda sedang berkunjung ke Jogja.

No comments:

Post a Comment