Kali ini kembali cerita perjalanan saya yang cukup sedikit menggilitik. Perlu diperhatikan jika anda bepergian harus ingat dengan barang bawaan Anda.
Ini bisa dibilang akan menjadi perjalanan yang cukup panjang bagi saya. Bagaimana tidak, saya harus bangun lewat dini hari untuk mandi dan bersiap ke bandara. Kejadian juga saya mandi tengah malam. Tapi bukan mandi kembang tengah malam ya... Horror! Dengan mata masih kriyip-kriyip dan loading pun terasa berat saya paksakan untuk bangun tepat jam 1 dini hari. Meskipun baru tertidur 2 jam. Apa pun kondisinya saya baru bisa tidur malam sekitar jam 23.00. Siap-siap dari jam satu sudah dengan dandanan rapi dan resmi orang kantoran. Harus siap dengan pakaian resmi karena sampai tujuan sudah harus langsung action ke lokasi.
Tepat pukul 2 dini hari taksi biru itu sudah menjemput. Great, on time! Perjalanan ke Bandara tengah malam dimulai. Biasanya saya paling pagi jam 3 atau jam 4 pagi. Tapi ternyata kali ini lebih pagi lagi. Melewati tol tengah malam ternyata cukup ramai juga. Didominasi oleh truck-truck besar. Saya harus melewati pintu tol 3 kali untuk sampai ke Bandara. Dan ketika membayar di pintu tol selalu teringat tentang cerita seorang teman. Waktu itu kasih tebakan, "Kenapa malam hari penjaga pintu tol tidak pakai BH?". Karena tak ada yang bisa menjawab, temen saya pun menjawab dengan santai, "karena yang jaga cowok semua hahaha..". Hoh..! Semua tertegun. Baru ngeh dan tersadar. Huh! Dasar ya iyalah secara kalau malam memang tidak ada yang jaga cewek. Dari cerita itu lah tiap kali lewat pintu tol malam-malam saya jadi tersenyum kecil ingat dengan tebakan itu.
Kurang lebih 45 menit berlalu dan sampai lah saya di terminal 1A Soekarno Hatta Airport. Mm..rekan saya belum sampai rupanya. Bisa tebak ke mana saya kali ini? Perjalanan dinas kali ini adalah ke Kendari di Sulawesi Tenggara dan selanjutnya akan mampir ke Makassar sebelum kembali ke Jakarta. Dengan jadwal kedatangan saya jam 9 pagi sampai di Kendari maka saya harus terbang dengan jadwal penerbangan paling pagi yakni jam 4 pagi dengan transit di Makassar.
Dengan melakukan penerbangan bersama maskapai berlogo raja hutan itu dipastikan penerbangan paling pagi tidak akan delay. Selama penerbangan ini saya nikmati dengan tidur pulas. Transit di Sultan Hassanudin Airport-Ujung Pandang saya harus berganti dengan pesawat yang lebih kecil. Pesawat berbaling-baling dengan kapasitas 72 penumpang. Awalnya agak sedikit illfeel tapi mari kita coba saja. Lagi-lagi saya diminta pramugari untuk duduk di depan pintu darurat. Hmm..okay ini untuk keselamatan kita bersama.. *gayamu..
Pesawat pun terbang dengan mulus dan stabil di atas kepulauan Sulawesi. Satu jam perjalanan berlalu dan akhirnya saya menginjakkan kaki di Kendari. Satu pulau lagi telah terlewati.. Pada saat mendarat pemandangan di sekitar bandara cukup indah disambut dengan bukit-bukit yang menghijau. Ini kali pertama saya menginjakkan bumi Sulawesi. Sampai di Kendari tepatnya di Bandara Haluoleo saya langsung menuju lokasi untuk beraksi menjelajah di salah satu kampus terbesar di kota ini. Seharian ini saya gunakan waktu sefektif mungkin karena sore nanti saya harus langsung kembali ke Makassar.
Pekerjaan selesai, waktunya kembali ke Makassar. Sampai di Bandara entah kenapa pintu masuk tertutup. Bisa juga ya bandara tutup siang hari. Sambil menunggu buka saya harus menyempatkan foto untuk punya kenangan di Kendari. Kapan lagi haha... *jiwa narsisnya keluar.
Kemudian beberapa penumpang lain datang dan bertanya kenapa pintu ditutup. Setelah kami mengetuk-ngetuk dari balik kaca akhirnya dibukalah pintu bandara itu. Setelah check in dan menunggu di lounge maskapai burung itu teman saya baru tersadar kalau salah satu alat ada yang tertinggal. Mulai lah panik dan langsung calling sopir rentcar yang kita sewa tadi. Akhirnya karena masih cukup lama waktu untuk boarding, teman saya mencoba kembali ke tempat tadi kami berkunjung. Saya menunggu di lounge dengan kondisi perasaan yang sedikit cemas. Waktu terus berjalan dan belum ada kabar dari teman saya. Sudah berbagai macam hidangan dan minuman saya habiskan untuk memecah rasa was-was ini.. *bilang aja laperr wakakaka...
Sampai akhirnya salah satu petugas lounge sudah memperingatkan saya untuk naik pesawat karena sudah waktunya boarding. Haduh teman saya belum muncul juga. Saya mengatakan sebentar lagi kepada petugas karena teman saya sedang dalam perjalanan. Lima menit berlalu dan teman saya belum muncul..akhirnya saya coba untuk telpon. Petugas sudah memperingatkan saya lagi. Telepon saya pun diangkat dan mengatakan posisinya sudah di depan bandara. Fiuh...
Dengan berlari kecil saya menuju pintu pesawat. Sampai di dalam pesawat saya bernafas lega kembali.
Teman saya pun juga merasa lega ternyata alatnya ketinggalan di salah satu tempat. Awalnya teman saya sudah hopeless karena ketika mencari di kampus tadi tidak ketemu. Dengan perjalan lesu kembali menuju ke Bandara teman saya sudah membayangkan harus mengganti alat senilai 40 juta. Dalam perjalanan ke bandara yang tak membuahkan hasil teman saya terus risau dan bingung, sampai akhirnya ada telpon dari salah satu tempat yang dikunjungi, ternyata alatnya sudah ada di tangan satpam. Fiuh...selamet ye..Pak.. ga perlu risau lagi dengan 40 juta itu hehe...
Mungkin karena terlalu capek dan agak berdarah-darah sore ini di Kendari teman saya pun tertidur pulas dalam perjalan ke Makassar. Sampai hidangan di pesawat pun tak dinikmati.
Ujung pandang menyambut selepas magrib. Saya bermalam di Makassar dan menemukan hotel tepat dengan view Pantai Losari. Cukup beruntung kali ini. Maka malam ini pun saya sempatkan menikmati malam di pantai Losari yang menjadi ikon kebanggaan kota ini. Cukup ramai dengan para pengunjung yang mungkin juga dari luar kota seperti saya. Tidak jauh dari tempat itu terdapat berbagai macam tempat kuliner dari Makassar ada cotto makassar, seafood seperti ikan bakar dan banyak lagi yang lain.
Hari kedua di Makassar kita beraksi lagi, kali ini saya harus berpisah untuk memaksimalkan target yang kita ingin tuju. Hari ini cukup lancar namun setelah semua selesai saya harus kembali beradu dengan waktu mengejar penerbangan saya sore itu. Sebenernya bandara dengan lokasi terakhir saya berkunjung hanya 10 menit namun macet yang menjadi kendala. Ampunnn....saya harus beradu dengan waktu lagi.
Sampai di bandara check in pun berjalan agak sedikit alot dan alhasil saya tidak perlu menunggu lama di ruang tunggu. Karena boarding time sudah tiba ketika saya selesai check-in. Sampai di pesawat saya agak heran. Kok saya dapat kursi di kelas bisnis ya? Kayaknya kemarin dipeseninnya kelas ekonomi aja. Ini kenapa dapat kelas bisnis. Dengan agak ragu saya duduk sesuai no kursi yang tertera di tiket saya. Sampai pesawat di tutup pun tidak ada yang klaim kursi saya. Hmm..berarti saya emang dapat kelas bisnis. Ahaii...Lumayan lah penerbangan yang cukup lama ini saya dapat tempat duduk yang lebih lega dan hidangan yang cukup mengenyangkan.
Sampai di Jakarta pun saya dapat taksi tanpa perlu antri.. Alhamdulillah lancar dan sampai rumah tidak terlalu larut.
Perjalanan kali penuh dengan was-was dan agak sedikit melelahkan tapi menyenangkan di perjalanan pulang. Menikmati ikan bakar di Makassar itu nikmat dengan sambal yang khas. Dan perlu anda ketahui makanan di Kendari dan Makassar cukup murah apalagi dilingkungan kampus. Untuk makan di Kendari Anda sudah sangat kenyang dengan hanya 9.000 rupiah. Dengan harga itu anda sudah dapat ikan bakar dengan bakwan jagung dan sambal plus nasi, masih di tambah sayur terong yang dimasak seperti gulai. Berikut dengan lalapan dan buah pisang gratis yang tersedia di meja. Air putih gratis juga disediakan. Warna-warni perjalanan itu menyenangkan, meskipun yang saya ceritakan di atas bisa dikatakan halangan tapi ini menjadi sebuah kesan yang tak terlupakan bahwa kita pernah singgah di tempat ini dan mungkin akan kembali lagi lain waktu.
Jakarta-Kendari-Makasar, 26-27feb14
No comments:
Post a Comment