Friday, February 21, 2014

Menyusuri Perkampungan Wong Kito Galo

Pagi ini setelah menikmati sarapan tekwan khas Palembang saya bergegas melakukan aktivitas pekerjaan saya di sini. Senang bisa mengenal orang-orang dari berbagai daerah termasuk kota ini. Tak terasa hari bergerak menjelang sore seiring dengan sibuknya kota ini yang terus bergerak maju. Melewati sudut-sudut kota, berpindah dari tujuan ke tujuan lain mendapati sebuah pemandangan baru yang berbeda. Layaknya kota lain, Palembang mempunyai landmark ternama sebagai sebuah identitas kota yakni Jembatan Ampera dan Sungai Musi.
Melewati pusat kota ini dari atas jembatan terlihat banyak masyarakat menhabiskan sore di pinggir sungai Musi. Tepatnya di depan sebuah benteng peninggalan Belanda banyak tempat-tempat asyik untuk nongkrong. Kawasan ini menjadi pusat masyarakat Palembang untuk bersosialisasi. Setelah urusan pekerjaan selesai saya berkesempatan bertemu dengan saudara saya yang tinggal di Palembang, saya diajak melihat sisi lain dari jembatan ini. Setelah melewati jembatan di bawahnya saya diajak menelusuri pasar tradisional yang cukup besar. Namanya pasar 10 Ulu. Layaknya pasar-pasar seperti di kota lain, pedagang meluber sampe ke jalan. Akhirnya akses pun terhambat. Perjalanan dengan membonceng motor sepupu membawa saya melewati perkampungan tempo doeloe. Tepatnya di daerah 5 Ulu. Masih banyak bangunan-bangunan lama bertahan dengan rumah-rumah panggung khas Palembang. Rumah-rumah panggung ini sudah berubah karena dibagian bawah juga difungsikan sebagai ruangan.
Dengan karakter ornamen yang khas menambah kesan adat melayu yang kuat membangun perkampungan ini. Kita bisa melihat dari atapnya yang punya corak berbeda dari rumah di Jawa ataupun Rumah gadang di Padang. Kawasan ini seharusnya di pertahankan menjadi kawasan heritage, akan sangat disayangkan jika bangunan-bangunan ini tergerus oleh proyek-proyek pembangunan kota.
Akhirnya saya sampai dirumah saudara yang tak jauh dari Sungai Musi. Perbincangan mengenai kota ini berlanjut di sebuah rumah di sudut kota dengan santapan pindang patin yang nikmat dan menyegarkan. Palembang, 12 Feb 14

No comments:

Post a Comment