Saturday, January 23, 2010
Filosofi Cangkir
Lagu yang Mengingatkan
Friday, January 15, 2010
INDAHNYA BERSYUKUR
Senja bergulir, awan putih dan langit biru dilangit mulai berubah seiring dengan berjalannya waktu. Rona memerah tampak meranum di kala ujung sinar sang surya itu menyemburat di sela-sela bagian awan berputih. Raga tampak sudah lelah menopang beban seharian ini berkutat pada masalah duniawi merajut hela-hela nafas. Membangun idealisme dan harapan yang ingin diraih. Namun terkadang berbenturan dengan banyak hal yang meruntuhkan idealisme itu. Pada akhirnya seorang insan hanya bisa menengadahkan tangan dan menerima apa adanya. Takdir! Apa hanya cukup sampai pada batas itu?
Sejauh mata memandang sebuah obsesi hadir menyemangati jiwa yang terkadang tertatih berjalan di sebuah koridor yang penuh dengan goncangan. Tangan sudah mencengkeram dan berpegang dengan sekuat tanaga tapi apa daya.
Jiwa ini menjadi semakin rapuh ketika harus berhadapan dengan hal yang seharusnya tak perlu di ingat apalagi dilihat.
Terkadang saya menjadi seperti seonggok belukar yang terbang jauh mengikuti angin di belantaran gurun pasir kering di tepi laut…
Senja pun terus beranjak dan terus menembus waktu…menghampiri malam.
Radio yang saya dengarkan memutar lagu yang sangat menginspirasi
“Syukuri apa yang ada….
Hidup adalah anugerah….”
Mendengar lagu ini saya jadi ingat tentang perjalanan tadi siang. Ketika saya berkunjung ke sebuah pusat penelitian di Bogor saya merasa ada kecemburuan tersendiri dan berpikir pasti ada kebanggan bisa menjadi bagian dari tempat ini. Saya pun pernah terlibat untuk bisa meraih posisi di tempat itu, tapi mungkin memang bukan jodoh buat saya.
Hari itu mungkin saya telah terjebak dalam liang kerugian yang sebenarnya tak perlu saya risaukan. Saya hanya bisa menghela nafas panjang dan terus berharap pada kesempatan yang kedua atau ketiga datang pada saya. Hal itu terus berkutat pada pikiran saya selama perjalanan saya pulang.
Sampai pada sebuah perempatan sudah dekat dengan kantor saya melihat seorang pedagang asongan yang terdiam lesu sambil menenteng dagangannya. Pedagang tersebut mendatangi mobil yang saya tumpangi dan menawarkan barang dagangannya. Kemudian rekan saya di sebelah saya berbicara
“ Berapa ya… untungnya dengan berjualan makanan itu?”
Kemudian saya pun sadar ternyata masih ada yang lebih kurang beruntung dari saya. Hm…lalu buat apa saya mesti merasa risau. Saya jadi yakin atas pemberian Tuhan bahwa semua yang diberikan adalah yang terbaik. Manusia memang punya sifat yang tidak pernah cukup puas, tapi dengan bersyukur mungkin kita akan lebih mengerti arti hidup ini. Bisa berbagi dan saling mengasihi lebih terasa indah dan bernilai.
Jalan masih panjang untuk membuat lukisan hidup ini lebih indah.. So… jangan berhenti sampai di sini kawan.
Bogor-JKT, 14 Jan 2010
Thursday, January 14, 2010
Kesan di Awal Tahun
Mungkin tulisan ini terlambat saya terbitkan, tapi rasanya sayang jika tidak saya simpan dalam blog ini, dan menjadi kenangan tersendiri.
KESAN di Awal Tahun
Hari ini adalah hari terakhir di tahun 2009, kereta yang aku tumpangi menuju Jogja melaju dengan cepat… secepat waktu yang telah aku lalui setahun ini.
Masih teringat jelas dalam ingatan saya menjelang awal tahun 2009 waktu itu saya masih terbaring di kamar tidur rumah sakit. Waktu itu malam terus beranjak larut, aku terbangun sengaja ingin melewatkan detik-detik pergantian tahun ini. Saya mencoba untuk duduk diranjang menghadap ke jendela ke luar ruangan. Kakak saya berdiri di dekat jendela… Tidak lama kemudian riuh ramai terdengar dari kejauhan. Dan langit pun berwarna penuh dengan nyala kembang api.
Aku hanya bisa terdiam, tersenyum dan bersyukur. Akhirnya aku bisa bernafas lega setelah semua yang terjadi sebelumnya. Saya yakin dengan semua yang terjadi adalah yang terbaik buat saya.
Pergantian tahun ini saya lewatkan kembali di kota gudeg ini, kembali lagi satu hal muncul di awal tahun, entah ini bisa dibilang lucu atau tragis. Malam pertama di tahun 2010 saya harus keliling muter-muter kampung mantrijeron yang luas. Ceritanya panjang sampai saya harus mencari seseorang yang hilang yang ditemukan oleh seseorang yang mengaku tinggal di sebuah masjid di mantrijeron. Saya mencoba menghubungi ke ponsel orang yang menemukan tadi tapi tidak aktif, akhirnya saya mencoba untuk jalan dan mencari sambil jalan, karena malam juga semakin larut. Masjid ke masjid saya telusuri dan nomer yang saya hubungi juga belum aktif. Sampai2 ibu saya menelpon dari rumah, khawatir jika ini hanyalah tipuan belaka. Penemuan juga belum berujung akhirnya saya memutuskan untuk kembali pulang karena ibu saya sudah tidak tenang. Cukup melelahkan dan menegangkan. Hari berikutnya, orang tua si anak tiba di Jogja dan langsung melakukan pencarian yang dimaksud. Pencarian pun akhirnya berujung juga setelah sekian hari tidak bertemu. Ah mungkin tadi malam HP orang itu low batt, jadi tidak bisa dihubungi.
Hm… waktu terasa berlari dengan cepat, banyak hal yang telah dilalui….susah, bahagia, bosan, manis, pahit beriring bergantian. Terkadang dalam ikhtiar saya, saya hampir menyerah pada satu titik keletihan tapi Tuhan selalu memberi semangat baru yang kembali membuat saya bangkit.
Tapi saya pikir inilah yang menjadi ritme kehidupan manusia yang indah karena tak sepenuhnya jalan yang kita tempuh lurus dan lapang. Keberhasilan itu biasa tetapi perjuangan untuk mendapatkan keberhasilan itu yang luar biasa. So jangan menyerah karena akan indah pada waktunya. Ganbate!
JKT-Jogja,31/12/09-2/1/10