Wednesday, August 7, 2013
Rindu Ramadhan : JABURAN TARAWEH
Selepas mengisi perut dan sholat magrib saya bersiap untuk berangkat sholat taraweh. Adzan Isya pun berkumandang dari masjid yang tidak jauh dengan rumah saya. Namun tujuan saya untuk sholat Isya sekaligus Taraweh kali ini tidak ke masjid. Tujuan saya adalah ke sebuah garasi di rumah salah satu warga. Sholat taraweh khusus untuk anak kecil memang tidak dijadikan satu dengan orang dewasa, sehingga untuk anak kecil dipisahkan. Saya bertemu dengan banyak teman yang lain, seru dan ramai. Layaknya anak kecil maka tak lepas dari bercanda dan bermain. Sholat saya jalani sampai selesai begitu dengan teman-teman yang lain . Tak ada yang pulang ditengah-tengah sholat. Selesai sholat saya pulang dengan makanan kecil ada di tangan. Jaburan kali ini saya dapat roti bolu kukus yang dibungkus dengan plastik bening. Baru akan saya makan ketika sampai rumah. Ya begitu lah cerita saya sewaktu kecil saat bulan Ramadhan.
Kegiatan ramadhan untuk anak-anak dikampung saya biasanya dikelola oleh remaja masjid. Banyak juga mahasiswa perantauan yang ikut berpartisipasi. Sebetulnya tak hanya kegiatan taraweh saja tapi juga ada event-event Ramadhan lain yang bisa diikuti. Setelah sholat Isya Ustad akan memberikan ceramah. Sebagian besar yang disampaikan adalah cerita nabi dan rasul, selain menarik disajikan dalam bentuk dongeng cerita ini sekaligus sebagai tauladan dan contoh untuk anak-anak. Setelah ceramah kemudian dilanjutkan dengan sholat taraweh 8 rakaat dan ditutup dengan sholat witir 3 rakaat. Totalnya adalah 11 rokaat.
Setelah selesai sholat taraweh untuk anak-anak yang sudah sekolah biasanya harus menemui ustad yang bertindak sebagai imam atau penceramah untuk diminta tanda tangan. Waktu itu memang setiap Ramadhan untuk pelajaran agama selalu ada tugas mengisi buku tugas dimana setiap anak harus melaporkan sholat taraweh yang dikiuti. meliputi materi ceramah dan penceramahnya siapa. Nah selain ada yang antri dengan tanda tangan ustad kemudian ada antrian berikutnya di pintu keluar garasi. Inilah yang ditunggu-tunggu, kami pun mengantri satu-satu untuk mendapatkan jajanan yang dibagikan kakak. Nah makanan ringan ini disebut dengan istilah jaburan di kampung kami. Sewaktu kecil saya tinggal di Wirobrajan, Sebuah kampung di barat kota Jogja. Mungkin kita bisa menjumpai adat yang sama di kampung lain atau beragam adat yang berbeda. Sekalipun ini hanya jajanan kecil tapi paling tidak ada pembangkit semangat bagi anak kecil untuk tetap aktif beribadah di bulan ramadhan.
Hal ini cukup memotivasi anak-anak untuk ikut sholat taraweh sampai selesai, tentunya dengan tertib dan tenang. Dan sampai akhir Ramadhan pun anak-anak akan tetap ikut sholat taraweh berjamah berbeda dengan jamaah di masjid yang semakin hari semakin berkurang jamaahnya. Biasanya yang terjadi seperti itu. Tradisi memberi jaburan saya lihat masih ada sampai sekarang. Masa-masa kecil yang menyenangkan dan saya rindukan.
Jogja, 8 Agustus 2013 - 1 syawal 1434 H
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment