.
Saturday, August 16, 2014
Mengurai Budaya Jawa di Lereng Merapi
Hari belum beranjak terlalu siang. Cuaca tampak cerah membingkai kota Jogja. Saya meluncur ke arah utara bersama keluarga. Perjalanan terasa semakin menanjak seiring dengan udara sejuk yang datang menyambut. Belum banyak perubahan sepanjang jalan Kaliurang yang saya lewati namun ada perkembangan pertumbuhan properti yang menggeliat. Setelah melewati gapura kawasan wisata Kaliurang jalanan masih tampak lengang. Sudah ada beberapa gerai jadah tempe yang buka.
Roda mobil yang saya tumpangi terus melaju membawa kami sampai pada sebuah tugu berbentuk udang raksasa. Tidak jauh dari tugu ini terdapat sebuah tempat yang cukup menarik untuk dikunjungi. Sebuah museum yang unik terletak dilereng Merapi. Bukan museum tentang Gunung Api melainkan museum tentang seni dan budaya Jawa. Cukup unik memang di lokasi yang berada di lereng Gunung Merapi kita bisa menjumpai museum tentang budaya Jawa. Museum ini memang tidak terlalu tampak dari luar karena tertutup oleh banyaknya pepohonan yang berada disekitar museum. Dengan membayar tiket sebesar IDR. 30,000 kita sudah mendapatkan paket tour menjelajah museum yang akan ditemani oleh guide dan bonus jamu ratu mas. Jika Anda datang bersama putera puteri tiket masuk hanya dikenakan sebesar IDR 15.000 per anak.
Setelah mendapatkan tiket kami masuk dan langsung disambut guide yang akan mengantar kami mengeksplorasi museum. Tampak depan museum ini sangat tertutup dan pengunjung yang masuk diatur dalam kelompok-kelompok. Penjelajahan museum akan berlangsung kurang lebih 50 menit. Mengawali perjalanan kami langsung disuguhkan dengan jalan setapak yang menuju ruangan seperi terowongan. Diiringi dengan gending-gending Jawa yang menambah semakin kentalnya suasana Jawa tempo dulu. Museum ini tampak begitu eksotik baik secara arsitektur dan interior dalam ruangannya. Kami diperkenalkan mengenai silsilah kerjaan Mataram Islam di Jawa yakni Jogjakarta dengan Surakarta. Yang menarik adalah kami mendapatkan jamu yang merupakan hasil ramuan dari salah satu ratu kerajaan Jawa kala itu. Namanya jamu Ratu Mas yang menurut penjelasan dapat membuat awet muda.
Didalam kompleks museum kami tidak diperbolehkan untuk memotret namun jangan khawatir karena pihak museum telah menyediakan space atau ruangan untuk berfoto-foto. Background untuk berfoto yang dibuat menarik perhatian kami yakni berupa artefak seperti bangunan dinding candi yang diletakkan dalam posisi miring. Menurut penuturan guide, karya ini dipersembahkan sebagai wujud keprihatinan terhadap generasi muda yang kurang peduli terhadap peninggalan-peninggalan budaya Jawa. Hal ini juga menjadi cambukan keras bagi saya sendiri yang notabene adalah orang Jawa. Banyak sekali filosofi dan nilai-nilai luhur yang bisa diambil dalam adat istiadat Jawa. Seperti salah satunya adalah kain batik yang setiap coraknya punya makna dan mengandung pesan. Maka untuk memakai kain batik pun harus memperhatikan coraknya sesuai dengan aktivitas yang sedang dilakukan.
Perjalanan kami menjelajah museum ini diakhiri dengan melihat-lihat penjualan souvenir khas Jogja. Wisata kali ini cukup memberikan banyak pengetahuan tentang seni dan budaya. Saya sarankan untuk membawa putra putri Anda jika berkunjung ke Ullen Sentalu. Setelah mendapatkan banyak ilmu di museum ini Anda dapat melanjutkan wisata di Kaliurang dengan mencoba wisata Lava tour atau mengunjungi Museum Merapi. Dan jangan lupa untuk membeli jadah tempe. Makanan ini adalah berupa ketan yang ditumbuk kemudian dikepal dalam bentuk bulatan-bulatan yang dinamakan dengan jadah dan disantap dengan tempe bacem yang manis.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment