Sunday, August 17, 2014

Saksi Sejarah Di sudut Pineleng

Siang ini panas matahari di Manado cukup terik. Perjalanan saya sampailah pada sebuah kota di pinggiran Manado, tepatnya di Jl. Raya Manado-Tomohon, Pineleng. Setelah melakukan aktivitas kerja siang ini saya dan team beranjak untuk melakukan solat Dzuhur. Tidak jauh dari instansi tempat saya melakukan aktivitas kerja, saya diajak menuju masjid yang cukup monumental bagi saya. Sebuah surau kecil di sudut sebuah desa. Masuk di sebuah gang sepanjang Jalan Raya Manado-Tomohon km. 7 Surau ini berada tepat di depan komplek makam seorang Pahlawan besar negeri ini. Seorang pahlawan dari tanah Sumatera yang diasingkan oleh Penjajah Belanda kala itu.
Setelah melakukan sembahyang solat Dzuhur saya mencoba masuk untuk sekaligus berziarah. Waktu saya masih cukup untuk melakukan aktivitas di tempat lain, jadi saya sempatkan untuk berziarah mumpung sudah menginjakkan kaki di tempat ini. Bangunan utama yang menjadi rumah bagi makam Tuanku Imam Bonjol dibuat dengan arsitektur model rumah minang. Ini menunjukkan asal beliau sebagai orang Minang Sumatera Barat. Tidak hanya sebuah makam yang bisa kita kunjungi namun juga sebuah tempat yang biasa digunakan Tuanku Imam Bonjol untuk beribadah.
Dibelakang makam akan kita jumpai petunjuk jalan menuju surau tempat beribadah Tuanku Imam Bonjol. Untuk menuju surau tersebut kita akan menyusuri jalan setapak berundak-undak yang turun agak curam. Jalan setapak ini sudah dibangun dengan semen sehingga memudahkan kita untuk melewatinya. Ternyata yang kami jumpai adalah sebuah surau yang terletak di pinggir sungai. Dengan banyak pohon bambu dan pohon lain yang tumbuh disekitaran sungai membuat tempat ini cukup sejuk dan nyaman. Arusnya cukup deras melalui batu-batuan yang cukup besar berada di antara hulu dan hilir sungai.
Masuk ke dalam surau itu yang saya melihat sebuah batu besar yang menghadap ke arah kiblat. Batu besar ini mempunyai permukaan yang cukup lebar sehingga bisa digunakan untuk bersembahyang. Di atas batu sengaja digelar sebuah sajadah untuk menandakan batu itu adalah tempat yang biasa digunakan untuk bersembahyang Tuanku Imam Bonjol kala itu. Saya tak mengira bisa menjumpai salah satu saksi sejarah perjuangan bangsa ini di Pineleng. Jauh dari hiruk pikuk kota Manado Pineleng menjadi tempat peristirahan terakhir Pahlawan kebanggaan negeri ini.

No comments:

Post a Comment